Kapendam II Sriwijaya : Tidak Benar Ada Anggota Kodim Terkena Penyakit Cacar Monyet
Ia menjelaskan, info viral yang beredar di aplikasi percakapan WhatsApp adalah tidak benar
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapendam II/Swj Kolonel Inf Djohan Darmawan membantah ada anggota Kodim 0410 KBL terkena penyakit cacar monyet atau Monkeypox.
Ia menjelaskan, info viral yang beredar di aplikasi percakapan WhatsApp adalah tidak benar.
Baca: HOAKS! Kabar Anggota TNI Meninggal Akibat Cacar Monyet, RSPAD Bakal Laporkan ke Polisi
"Berita itu tidak benar, karena belum ada informasi resmi (cacar monyet), laporan medis juga belum ada, yang tahu di pihak rumah sakit, tapi memang dia sakit dan dirawat pada Jumat malam di Jakarta, Sabtu pagi meninggal", kata Djoham dalam keteranganya, Minggu (19/5/2019).
Ia menjelaskan, almarhum mengalami kulit hipersensitif, dan kemudian terkena virus protozoa serta TBC.
"Jadi bukan karena cacar monyet", tegas Kapendam.
Sejauh ini, Djohan mengatakan, belum ada kasus penyakit cacar monyet yang masuk ke Indonesia.
Baca: Pantau Cacar Monyet, KKP Kelas I Surabaya Pasang Thermal Scanner di Tanjung Perak & 3 Pelabuhan Lain
"Itu (penyakit cacar monyet) baru terjadi di Singapura. Sekali lagi saya sampaikan, untuk foto-foto tentang penyakit Almarhum Serda Supran yang beredar di medsos, tidak semuanya benar", kata Kolonel Djohan.
Lebih lanjut, almarhum Serda Supran Sidah sudah dimakamkan di kampung halamannya di Krui Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Dibantah RSPAD
Akhir pekan ini beredar pesan berantai yang menyebutkan seorang anggota TNI bernama Supran Sida meninggal di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat akibat terkena virus cacar monyet atau Monkeypox.
Terkait virus tersebut, Kementerian Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Anung Sugihantono menyebutkan kalau kabar tersebut adalah berita palsu atau hoaks.
Baca: Cacar Monyet Belum Ada Obatnya, Risiko Kematian Kecil
Anung juga meminta kabar hoaks tersebut agar berhenti disebarluaskan melalui berbagai aplikasi pesan dan sedang melacak yang menyebarkan kabar tersebut.
“Hoaks. Jangan lagi DISEBARKAN. RSPAD sedang melacak dan mempertimbangkan laporkan ke polisi,” tulis Anung kepada Tribunnews.com, Minggu (19/5/2019).