Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rakit Bom Berdaya Ledak Tinggi, Terduga Teroris 'Pak Jenggot' Dikenal Tertutup di Lingkungannya

Namun sejak 6 tahun ke belakang, pria yang bekerja sebagai tukang parkir ini telah hijrah dan perilakunya pun ikut berubah.

Editor: Sanusi
zoom-in Rakit Bom Berdaya Ledak Tinggi, Terduga Teroris 'Pak Jenggot' Dikenal Tertutup di Lingkungannya
Yudistira Wanne/Tribun Bogor
Densus 88 Anti Teror Polri hari ini menggelar olah TKP di kediaman terduga teroris beriniaial E alias AR di wilayah Kandang Roda, Naggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/5/2019) pukul 08.30 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pak Jenggot alias ED (50), terduga teroris yang ditangkap Anggota Densus 88 di Kampung Nanggewer, RT 02/03, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (17/5/2019) sebenarnya dikenal warga sebagai pribadi yang baik.

Selain itu, tetangga mengenal Pak Jenggot sebagai pribadi yang tertutup.

Padahal, saat muda Pak Jenggot dikenal sebagai pribadi yang nakal.

Namun sejak 6 tahun ke belakang, pria yang bekerja sebagai tukang parkir ini telah hijrah dan perilakunya pun ikut berubah.

Hal itu dituturkan teman dekat Pak Jenggot, Arif Rahman.

Menurutnya, selama ini sifat Pak Jenggot berubah drastis setelah memiliki teman-teman baru yang kerap diajaknya ke rumah.

Barang bukti yang didapat dari terduga teroris Pak Jenggot di Bogor (TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne)
Barang bukti yang didapat dari terduga teroris Pak Jenggot di Bogor (TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne) (Yudistira Wanne/Tribun Bogor)

"Teman-temannya memang ada yang baru dari luar cuma saya enggak kenal, pakaiannya rapi gitu, satu dua dibawa, kadang orangnya beda-beda," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Sebagai teman dekat, Yus awalnya bersyukur melihat perubahan yang begitu drastis.
Padahal dulunya AR dikenal nakal oleh rekannya.

Sejak saat itulah, Yus sudah tak merasa nyaman ingin menegur teman sebayanya tersebut.

"Kenal dari dulu, cuman semenjak berubah jadi alim (hijrah) sejak 6 tahun belakangan ini sudah enggak ngobrol lagi, padahal dulu pas lagi nakal-nakalnya, kalau dia lagi mabuk teman di sini pada takut karena rusuh, cuman saya yang berani ngajak dia ngobrol," ungkapnya.

Sementara, Ketua RT di lokasi penangkapan terduga teroris Pak Jenggot, Ncah menuturkan perubahan sikap Pak Jenggot terjadi sejak pernikahannya yang kedua.

"Tapi dulu dia orangnya tidak seperti ini. Bahkan saat muda dia itu teman suamiku, karena asli orang sini. Dulu itu dari usia kecil sampai bujangan tidak tertutup. Berubah saat dia memiliki istri kedua. Yang pertama sudah pisah. Nah pas nikah yang kedua baru dia berubah," katanya pada TribunnewsBogor.com.


Menurut Ncah, Pak Jenggot dikenal dengan pribadi yang tertutup, namun tidak pernah membuat masalah apapun dengan warga masyarakat sekitar.

"Kaget pastinya. Warga pun di sini kaget soalnya dia itu baik-baik saja tidak ada kabar apa-apa. Tiba-tiba ditangkap gitu. Orangnya tertutup tidak pernah keluar rumah. Tapi sama warga baik-baik saja tidak pernah ada masalah," ujarnya kepada Tribunnewsbogor.com, Sabtu (18/5/2019).

Ia pun menjelaskan bahwa Pak Jenggot tak pernah aktif mengikuti kegiatan di kampungnya, baik tingkat RT hingga tingkat RW.

"Tidak pernah mengikuti kegiatan yang dilakukan warga. Kadang diajakin kerja bakti sama pak RT juga dia tidak pernah ikut," ujarnya.

Tukang Parkir

Ketua RW setempat M Sobari mengatakan Pak Jenggot selama ini berprofesi sebagai tukang parkir

"Dia profesinya tukang parkir di simpang jalan, di Simpang Bintang Mas," kata Sobari.

Bekerja sebagai juru parkir di simpang jalan berjarak beberapa ratus meter dari rumahnya yang dihuni bersama istri dan 4 anaknya.

"Gak nyangka saya, dari kesehariannya dia orangnya baik, tidak menonjolkan itikad jelek, gak ada. Ibadahnya kalau dilihat dari karakternya dia sangat tekun," ungkapnya.

Rencana Lancarkan Aksi 22 Mei

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (Vincentius Jyestha)

Karopemnas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan terduga teroris Pak Jenggot yang ditangkap Densus 88 memiliki kemampuan merakit bom berdaya ledak besar.

"Kemampuan E sama seperti kelompok JAD Lampung JAD Bekasi untuk merakit Bom dan kemampuan merakit bomnya jauh lebih tinggi dari saudara Amir di Bekasi," ujarnya.

Tak hanya itu, terduga teroris yang kesehariannya berprofesi sebagai juru parkir ini rupanya telah melakukan beragam ekperimen, termasuk memiliki laboratorium untuk membuat bom.

"Berbagai senyawa telah mereka coba. Ia juga punya laboratorium untuk membuat bom. Ini labnya dan alat ukurnya telah disiapkan perangkat bom, ada panci vakum, penanak nasi yang digunakan sebagai media bom berdaya ledak tinggi," jelasnya.

Selain itu, Pak Jenggot beserta kelompoknya memang telah menyiapkan beberapa agenda peledakan, termasuk melakukan peledakan pada saat 22 Mei 2019 mendatang.

Dedi Prasetyo mengatakan, enam bom yang disita saat penangkapan akan diledakkan pada 22 Mei untuk menunjukkan eksistensi mereka kepada dunia internasional. Enam bom tersebut memiliki daya ledak tinggi (high explosive).

"Sebut mereka thogut, yang dimaksud adalah kepolisian yang sedang saya jalankan tugas. Kemudian yang kedua adalah mereka akan menyasar kerumitan masa depan jika ada di tanggal 22 Mei di depan KPU. Mereka mengikuti dinamika perkembangan saat ini," ucapnya.

Selain Pak Jenggot, Anggota Densus 88 juga menangkap terduga teroris lainnya bernama Jundi alias Diam di Jepara, Jawa Tengah, pada Selasa (14/5/2019).

Jundi membuat sebuah video soal rencana aksi terornya untuk beraksi pada 22 Mei 2019.

Dikutip dari Tribunnews.com, Di sela konferensi pers terkait pengungkapan jaringan teroris di Mabes Polri, Jumat (17/5/2019), pihak kepolisian menayangkan sebuah rekaman video yang memperlihatkan seorang terduga teroris mengaku bakal beraksi pada tanggal 22 Mei 2019.

Dari video tersebut, terduga teroris bakal beraksi dengan memanfaatkan momentum pengumuman penetapan pemenang Pemilu 2019.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal mengatakan, kelompok ini diduga jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Dalam video tersebut, seorang terduga teroris yang mengaku berinisial DY alias Jundi alias Bondan mengungkapkan akan menyerang kerumunan massa saat 22 Mei tersebut.
DY alias Jundi juga mengaku telah merangkai bom untuk melancarkan aksinya tersebut.

"Nama saya DY alias Jundi alias Bondan, saya memimpin beberapa ikhwan untuk melakukan amaliyah pada 22 Mei dengan menggunakan bom yang sudah saya rangkai dan menggunakan remote control," ungkap DY seperti dikutip dari video yang ditayangkan saat konferensi pers, Jumat (17/5/2019).

DY alias Jundi menilai momentum tersebut tepat untuk melakukan serangan.

Alasannya, proses demokrasi dikatakan tidak sesuai dengan keyakinannya.

"Yang mana pada tanggal tersebut sudah kita ketahui bahwa di situ akan ada kerumunan massa yang merupakan event yang bagus untuk saya untuk melakukan amaliyah, karena di situ memang merupakan pesta demokrasi yang menurut keyakinan saya adalah sirik akbar yang membatalkan ke-Islaman. Yang termasuk barokah melepas diri saya dari kesyirikan tesebut," tutur dia.

(Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy/Yudistira Wanne)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas