KEIN: Dorong UMKM Naik Kelas Agar RI Keluar dari Jebakan Pertumbuhan 5 Persen
Indonesia diyakini mampu keluar dari jebakan pertumbuhan ekonomi nasional yang di kisaran 5 persen melalui peningkatan ekspor
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia diyakini mampu keluar dari jebakan pertumbuhan ekonomi nasional yang di kisaran 5 persen melalui peningkatan ekspor, investasi dan memperbesar kontribusi UMKM dalam kegiatan perekonomian nasional.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan, selama ini pertumbuhan ekonomi nasional masih bertumpu pada konsumsi, baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah.
“Sejak 1990-an, struktur perekonomian masih di konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, konsumsi pemerintah juga belum optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Arif di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Menurutnya, selain mendorong peningkatan ekspor dan investasi, seperti yang diinginkan Presiden Jokowi. Pemerintah juga harus memberi ruang yang lebih luas terhadap UMKM.
Baca: Paguyuban Alumni SMAN 2 Jakarta Angkatan 83 Berbagi dalam Keberagaman
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM, sebanyak 98,7 persen usaha di Indonesia merupakan usaha mikro, yang menyerap 89,17 persen tenaga kerja domestik serta berkontribusi sebanyak 36,82 persen terhadap PDB Indonesia.
"Perannya masih sangat kecil dalam kegiatan ekspor dan investasi sehingga masih memiliki potensi yang sangat besar," ujarnya.
Dari simulasi yang dilakukan oleh KEIN, kata Arif, jika 10 persen saja dari UMKM yang ada mengalami kenaikan kelas, hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tembus 7 persen, bahkan mencapai 9,3 persen (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen dapat terwujud apabila UMKM diberdayakan. Tentunya hal ini harus dilakukan melalui kebijakan dengan eksekusi yang baik di sektor terkait,” ucap Arif.
Ia menjelaskan, langkah yang harus diambil untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mendorong program UMKM tumbuh dan naik kelas secara intensif untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
“Transformasi UMKM ke arah ekspor menjadi wajib dan UMKM juga harus bergerak untuk memproduksi barang-barang substitusi impor, yang selama ini memberatkan neraca perdagangan nasional,” papar Arif.