7 FAKTA Terbaru Bom Bunuh Diri di Kartasura: Pelaku Bertindak Sendiri hingga Terpapar Paham ISIS
Berikut beberapa fakta terbaru peristiwa bom bunuh diri di Pospam Kartasura. Polisi dalami keterkaitan pelaku dengan kelompok terorisme.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
4. Alasan terduga pelaku bom bunuh diri dipindah ke RS lain
Terduga pelaku bom bunuh diri di Kartasura, RA sempat dirujuk ke RSUD Moewardi Solo, Selasa (4/6/2019) pukul 00.30 WIB.
Namun, pada pukul 04.00 WIB, RA dipindahkan ke RS RS Bhayangkara Prof Dr Awalodin Djamin, Semarang.
Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Solo, Eko Haryati mengatakan, dipindahkannya RA ke RS Bhayangkara di Semarang, kemungkinan karena faktor keamanan.
"Tiba di RSUD Moewardi pukul setengah 1 malam, rujukan dari PKU Muhammadiyah Kartasura dan langsung dibawa ke IGD," kata Eko kepada TribunSolo.com, Selasa (4/6/2019) siang.
"Tapi pukul 04.00 WIB sudah dipindahkan oleh kepolisian ke Semarang," lanjutnya.
"Kalau dari pihak kepolisan mungkin karena faktor keamanan ya, yang pasti bukan karena faktor medis," ujar Eko.
Dia menambahkan, sesampainya pelaku di RSUD Moewardi, pihak rumah sakit langsung melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan luka dan keluhan.
Antara lain pemeriksaan fisik, laboratorium, hingga scan kepala.
Saat dibawa ke RSUD Moewardi, pelaku mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh.
Antara lain tangan, kaki, hingga perut.
Namun, Eko mengatakan, kondisi terduga pelaku saat dirujuk ke RSUD Moewardi sebenarnya tidak terlalu parah.
"Tidak terlalu parah, karena masih bisa diajak komunikasi dan sadar," tutupnya.
5. Terduga pelaku gemar nonton video perang Suriah
Masil (19), teman sepermainan terduga pelaku bom bunuh diri mengatakan, RA gemar menyaksikan video dokumentasi perang dan aksi radikal di Timur Tengah.
"Ia senang melihat video perang Suriah, termasuk pemenggalan kepala, lewat handphone," ungkap Masil, kepada TribunSolo.com, seusai penggeledahan di rumah RA, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Masil menduga, RA telah dicuci otak oleh orang yang tak dikenal.
Apalagi, sejak RA mulai enggan diajak pergi ke masjid.
"Padahal, dulu orangnya biasa saja. Dengan teman-teman sekampung pun sering kumpul-kumpul, tapi tiba-tiba sudah tidak mau ke masjid," ucapnya.
Masil juga mengungkap hobi RA sebelumnya, yakni bermain musik.
"Namun, ia berhenti, katanya main musik itu haram," lanjutnya.
Masil pun pernah menawarkan pekerjaan pada RA yang diketahui memiliki aktivitas penulup (pemburu) burung.
"Kebetulan, saya ada informasi pekerjaan untuknya namun ia menolak," ujarnya.
Masil mengungkapkan, kepribadian RA yang makin tertutup membuat dirinya dan warga sekitar kesulitan berkomunikasi.
Namun, ia mengaku masih sesekali berkomunikasi dengan RA.
Hanya saja, ia tak pernah mengatahui secara pasti apa yang membuat temannya itu mengalami perubahan drastis.
Selain itu, RA diketahui kerap menghilang secara misterius dan tiba-tiba pulang ke rumah.
"Dulu, bahkan sampai masuk ke akun Facebook Info Cegatan Solo, masuk daftar orang hilang," ucapnya.
6. Masyarakat diimbau tetap tenang
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo Subari mengimbau masyarakat Surakarta dan sekitarnya untuk tetap tenang pasca-ledakan bom bunuh diri di Kartasura.
"Percayakan penanganan kasus itu sepenuhnya pada aparat kepolisian lantaran pelakunya sudah ditangkap dan masih hidup maka bisa digali motifnya," tutur Subari saat dihubungi, Selasa (4/6/2019) pagi
Kepada seluruh umat Muslim maupun non-Muslim, Subari meminta agar peristiwa ini disikapi dengan arif.
Dia berharap, peristiwa itu tidak akan terjadi lagi ke depannya.
Subari menilai aksi bom bunuh diri di pos pengamanan Lebaran di Kartasura bisa bertujuan memancing di air yang keruh.
"Mungkin mereka (pelaku) ingin memancing di air yang keruh untuk bisa membenturkan satu golongan dengan golongan yang lain," ujar Subari.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang meminta masyarakat untuk tetap.
"Untuk masyarakat tenang saja, biar aparat bekerja. Kami sedang melakukan perlakuan terhadap kondisi hari ini."
"Mohon tidak mendekat area itu agar polisi bisa bekerja dengan baik. (Masyarakat) bekerja seperti biasa saja, menyiapkan diri menyambut Lebaran," ujar Ganjar seperti dikutip dari Kompas TV, Selasa (4/6/2019).
Ganjar mengatakan, saat ini polisi tengah bekerja untuk mengungkap pelaku serta motif peledakan tersebut.
Selain itu, Ganjar juga mengimbau warga tidak menyebarkan video atau gambar mengerikan terkait ledakan bom bunuh diri di Kartasura.
Imbauan itu disampaikan Ganjar karena pihaknya mendapat informasi, video dan foto mengerikan terkait ledakan di Kartasura sudah menyebar di masyarakat.
"Beberapa info sudah masuk, bahkan masyarakan sudah dapat gambar video."
"Lebih baik tidak usah di-share dulu agar masyarakat tidak mendapatkan gambar-gambar atau visual yang mengerikan," imbau Ganjar.
7. RA terpapar paham ISIS
Mabes Polri mengungkap pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, terpapar paham ISIS.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya mengetahui pelaku yang berinisial RA (22) terpapar paham ISIS dari pemeriksaan pelaku.
"Sementara dari hasil pemeriksaan pelaku, ini adalah suicide bomber."
"Yang bersangkutan secara individu terpapar oleh paham ISIS," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).
Selain itu, Dedi mengungkapkan, RA merupakan lone wolf atau bertindak sendiri.
Ia menyebut, saat ini kepolisian masih mendalami ada tidaknya keterkaitan pelaku dalam suatu jaringan terorisme.
"Ini masih didalami, belum ada indikasi keterkaitan menyangkut masalah yang bersangkutan ikut dalam suatu jaringan."
"Baik JAD Jateng, yang telah diungkap beberapa minggu yang lalu, maupun dari kelompok yang lain," ucapnya.
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan kondisi kesehatan pelaku cukup stabil dan sudah bisa berkomunikasi pasca mendapat perawatan di rumah sakit.
Dedi menegaskan pemeriksaan dan pendalaman terkait motif pelaku akan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah betul-betul pulih.
"Semoga yang bersangkutan bisa segera sembuh, apabila nanti sudah betul-betul pulih kesehatannya akan didalami lagi tentang motif yang bersangkutan dapat pemahaman pemaparan tentang ISIS darimana."
"Apakah dari medsos atau secara konvensional bersentuhan dengan beberapa orang," tukasnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Vincentius Jyestha Candraditya/TribunSolo.com/Eka Fitriani/Putradi Pamungkas/Asep Abdullah Rowi/Kompas.com/Devina Halim)
(Tribunnews.com/Sri Juliati/TribunSolo.com/Eka Fitriani/Putradi Pamungkas/Asep Abdullah Rowi/Kompas.com/Devina Halim)