Penumpang Ditolak Saat Check-In, Lion Air Minta Maaf dan Lakukan Investigasi
Terkait penumpang yang mengaku ditolak saat check-in, pihak Lion Air memohon maaf atas ketidaknyamanan penumpang tersebut
Penulis: Ria anatasia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen Lion Air mengomentari insiden yang dialami seorang penumpang Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang pada Minggu (2/6/2019) yang batal terbang akibat ditolak oleh petugas di counter check-in.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, pesawat dengan nomor penerbangan JT 616 itu berangkat tepat waktu pukul 10.00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno Hatta dan mendarat di Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang pukul 11.10.
Dia melanjutkan, pesawat jenis Boeing 737 800-NG itu memiliki kapasitas 189 kursi kelas ekonomi.
Dalam penerbangan ini, Lion Air membawa tujuh awak pesawat serta 180 penumpang dewasa (adult), delapan penumpang kategori anak-anak (child) dan dua bayi (infant).
"Menurut data reservasi (pembukuan), penerbangan JT-616 akan membawa 181 penumpang dewasa," kata Danang dalam keterangan resmi, Selasa (4/6/2019).
Terkait penumpang yang mengaku ditolak saat check-in, pihak Lion Air memohon maaf atas ketidaknyamanan penumpang tersebut dan tengah melakulan investigasi.
"Saat ini kami sedang melangsungkan penyidikan dan investigasi atas apa yang terjadi di penerbangan JT-616 pada 2 Juni 2019 sebagaimana informasi yang beredar," jelas Danang.
Baca: Ini Alasan Polri Kabulkan Penangguhan Penahanan Mustofa Nahrawardaya
"Lion Air berupaya dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan senantiasa mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan (safety first). Lion Air menyatakan, patuh dan menjalankan kebijakan regulator dan standar prosedur operasi perusahaan serta ketentuan internasional," pungkasnya.
Insiden penolakan check-in penumpang itu berawal dari cerita penumpang Lion Air JT 616 rute Cengkareng- Bangka, Pangkal Pinang bernama Muhammad Chozin Amirullah.
Dia memesan tiket penerbangan pukul 10.00 dari terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta seharga Rp. 1.145.200.
Pria yang menuliskan jabatannya sebagai Stafsus Pemprov DKI itu mengaku telah datang ke terminal bandara Soetta lebih awal.
Namun, karena antrean panjang dia baru sampai di counter check-in pukul 09.20 WIB.
Alih-alih mendapatkan boarding pass, check-in Chozin justru ditolak petugas akibat disebut terlambat check-in.
Sang petugas mengatakan Chozin seharusnya melakukan online check-in terlebih dahulu.