Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teror di Pospam Kartasura : Terduga Masuk Kategori Lone Wolf Hingga Pernah Diingatkan Orangtua

Sejumlah keterangan polisi terkait terduga bom bunuh diri di Pospam Kartasura, komunikasi antarsesama lonewolf hingga pernah diingatkan orangtua

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Teror di Pospam Kartasura : Terduga Masuk Kategori Lone Wolf Hingga Pernah Diingatkan Orangtua
Instagram/lensasolo
Video rekaman CCTV detik-detik bom bunuh diri di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, meledak, Senin (4/6/2019) malam. 

"Setelah ada baiat, maka amaliahnya kemudian yang harus dilakukan RA yakni dengan mengerjakan itu (bom)," terangnya.

Cara itu lanjut dia, seperti yang sempat terjadi di Surabaya, Jatim tahun lalu.

Baca: Rakit Bom Bunuh Diri di Pospam Kartasura, Pelaku Minta Uang dari Ibu

"Pernah kan di Jatim bom bunuh diri sekeluarga, bapaknya yang main medsos kemudian dibaiat pimpinan ISIS, Al Baghdadi," ungkapnya.

Sebelumnya, bom bunuh diri meledak di Pospam Lebaran 2019 Kartasura milik Polres Sukoharjo, di simpang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Senin (3/6/2019) pukul 23.00.

Saling Berkomunikasi Sesama "Lone Wolf"

Pelaku bom bunuh diri di Sukoharjo bernama RA (22) diketahui berstatus sebagai lonewolf dalam melancarkan aksi terorismenya.

Namun, Mabes Polri menegaskan hal itu tidak berarti yang bersangkutan tidak memiliki jaringan komunikasi atau berkomunikasi dengan para lonewolf atau sleeping sel lainnya.

Baca: Mayat Termutilasi di Ogan Ilir : Bagian Tubuh Belum Ditemukan Hingga Kebiasaan Korban yang Berubah

Densus 88 saat melakukan penggeledahan di rumah terduga pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Densus 88 saat melakukan penggeledahan di rumah terduga pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari. (TRIBUNSOLO.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)
Berita Rekomendasi

"Yang bersangkutan dari hasil keterangan masih lone wolf artinya sleeping sel, namun demikian sleeping sel tidak berarti dia seorang diri secara individu," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2019).

"Memang dia tidak terafiliasi jaringan JAD atau kelompok organisasi teroris yang terstruktur. Tetapi dia memiliki jaringan komunikasi dengan sleeping-sleeping sel yang lain, itu yang sedang didalami (oleh Densus 88)," imbuhnya.

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menyebut RA mempelajari cara merakit bom dari latihan dan belajar di Internet melalui media Youtube.

Baca: Terduga Teroris Bom Pospam Kartasura Disebut Dibaiat Langsung Pimpinan ISIS Al Baghdadi

Dari hasil penggeledahan di kediaman orang tua tersangka, didapat sejumlah bom beberapa paket hingga detonatornya.

Yang bersangkutan, kata Dedi, juga saling bertukar pengalaman dalam hal merakit bom antar sesama lonewolf. Pihaknya masih terus mendalami informasi yang diperoleh dari pelaku tersebut.

"Merakit bom itu didapat dari latihan dan belajar di internet dari Youtube. Itu ada automate bom itu sudah ada disitu beberapa paket sampai membuat detonator itu sudah ada, lagi didalami Densus 88. Kemudian dia juga membagi, tukar menukar pengalaman merakit bom antara sesama lonewolf, ini lagi didalami," tandasnya.

Terduga Pernah Diingatkan Orangtua

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas