Cagar Budaya Berperan Pupuk Kesadaran Jati Diri Bangsa
Hingga 10 Juni 2019 jumlah Obyek Yang Diduga sebagai Cagar Budaya sebanyak 90.076 buah yang terdaftar dan yang terverifikasi sebanyak 45.034 buah
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Fitra Arda mengatakan tinggalan purbakala dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional.
Tinggalan purbakala mampu melampaui batas-batas pengelompokan etnis, ras, budaya, dan agama dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan falsafah negara Pancasila.
"Hal ini menandakan jika Cagar Budaya memiliki peran penting untuk memupuk kesadaran jati diri bangsa dan mempertinggi harkat dan martabat bangsa, di tengah-tengah peradaban dunia," kata Fitra dalam pidato sambutan HUT Purbakala 106 di Jakarta, Minggu (16/6/2019).
Dikatakannya, agar pelestarian Cagar Budaya kedepan dapat lebih fokus, efektif, dan efisien perlu strategi pengelolaan yang tepat.
Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, khususnya yang berkaitan dengan Strategi Kebudayaan.
"Dalam penyusunan agenda Strategis Pemajuan Kebudayaan salah satunya telah ditetapkan langkah-langkah upaya untuk meningkatkan pariwisata berbasis pemanfaatan museum, Cagar Budaya, dan obyek pemajuan kebudayaan yang mengindahkan kaidah-kiadah pelestarian," tuturnya.
Baca: 32 Bangunan Heritage di Kota Malang Jadi Cagar Budaya, Tak Boleh Diubah atau Dibongkar
Capaian registrasi cagar budaya yang telah dihimpun dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya (sampai dengan 10 Juni 2019) adalah jumlah Obyek Yang Diduga sebagai Cagar Budaya (OYDCB) sebanyak 90.076 objek yang terdaftar, jumlah OYDCB yang terverifikasi sebanyak 45.034 objek.
Jumlah Rekomendasi CB sebanyak 1.518 objek, dan jumlah CB sebanyak 1.455 objek.
Berdasarkan data statistik ini menunjukan capaian jumlah Cagar Budaya yang ada masih belum seimbang dengan jumlah obyek yang didaftar.
"Salah satu faktor penyebab utama adalah masih rendahnya kuantitas dan kualitas SDM Bidang Pelestarian Cagar Budaya," katanya.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan agar seluruh komponen bangsa untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfatkan Cagar Budaya Indonesia.
"Harapan saya ke depan kita bisa bergotong royong, bekerjasama, menggunakan dan memanfaatkan Cagar Budaya sebagai ruang publik bagi interaksi seluruh komponen bangsa sehingga Bhinneka Tunggal Ika kita bisa terwujud dalam kenyataan," ujar Hilmar Farid.
Baca: Sopir dan Penumpang Truk Pengangkut Ayam Nyaris Jadi Korban
Memperingati hari Purbakala Ke-106 bertema "Jalinan Kebinekaan Cagar Budaya sebagai Identitas Bangsa" tersebut, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan serangkaian acara.
Pertama diskusi Cagar Budaya di Bali dan Makassar.
* Diskusi Cagar Budaya Bali: Rangkaian pertama kegiatan ini ada pada diskusi Cagar Budaya yang diselenggarakan di Bali. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 hingga 7 April 2019. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama PCBM, IAAI Komisariat Daerah Bali, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali. Acara ini dihadiri peserta sejumlah 100 orang yang berasal dari dinas kebudayaan setempat, pelajar, pramuka, hingga pegawai BPCB Bali. Dalam acara ini juga hadir dari publik figure yaitu Raymon Tungka sebagai salah satu nara sumber.
* Diskusi Cagar Budaya Makassar: Diskusi di Makassar mengusung tema "Mengenal Arkeologi Bawah Air". Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara PCBM, IAAI Komisariat Daerah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampapua), BPCB dan juga Universitas Hassanudin. Acara ini dihadiri sejumlah 200 orang yang berasal dari mahasiswa, pelajar, pramuka, komunitas, masyarakat, bpcb makasar, dan juga dari dinas kebudayaan propinsi Sulawesi Selatan. Dalam acara ini juga hadir dari publik figure yaitu Raymon Tungka sebagai salah satu nara sumber.
Pembuatan Film Kaleidoskop
Pembuatan film ini bercerita tentang perjalanan lembaga kepurbakalaan dari awal terbentuk hingga akhirnya tahun ini memasuki tahun ke-106. Diantaranya dilakukan pengambilan gambar foto dan video di lingkungan kawasan Prambanan dan Borobudur.