Wiranto Dikawal Dua Pengendara Moge
Suara khas desingan knalpon dari motor besar (moge) berkapasitas besar terdengar dari depan halaman kantor Kemenko Polhukam
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Suara khas desingan knalpot dari motor besar (moge) berkapasitas besar terdengar dari depan halaman kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (17/6/2019).
Rupanya, suara itu terdengar dari satu motor berharga kira-kira diatas 500 juta yang ditumpangi dua orang. Kedua orang yang mengemudikan motor yang dimaksud, mengenakan setelan hitam-hitam lengkap dengan alat komunikasi serta senjata api.
Baca: Sudah Terima Permohonan Perlindungan Kivlan Zen, Begini Sikap Wiranto
Busana yang mereka kenakan juga serba hitam, mulai dari helm hingga sepatu seluruhnya berwarna hitam. Bunyi mesin motor yang dipanaskan terus terdengar, sesekali ada hempasan angin dari knalpotnya. Motor ini berada persis di samping mobil dinas Menko Polhukam Wiranto.
Usai Wiranto selesai melakukan sesi wawancara dengan awak media, Wiranto lalu masuk ke mobilnya. Bersamaan dengan perginya mobil dinas Wiranto, pasukan motor serba hitam ini, membuntuti di belakangnya.
Diketahui, pengawalan melekat pasukan bermotor ini biasa diberikan kepada para menteri maupun tokoh nasional yang tengah menjadi target dari para pelaku kejahatan maupun terorisme.
Polri sendiri pernah menurunkan pasukan serba hitam tersebut untuk menempel pada rangkaian rombongan Kapolri saat itu, Jenderal Badrodin Haiti dan Wakapolri Komjen Budi Gunawan (BG) pada akhir Desember 2015.
Ini diterapkan Polri demi keselamatan para petinggi di korps baju coklat tersebut. Pegawal serba hitam tersebut berasal dari Sat Gegana Korps Brimob Kelapa Dua yang pastinya terlatih dan jago menembak.
Itu semua dilatarbelakangi adanya kelompok teroris yang meneror Badrodin, dari kelompok Abu Muzab alias Arif Hidayatullah yang sudah ditangkap Densus 88 Mabes Polri, Rabu (23/12/2015) lalu.
Target yang dipilih kelompok yang terpengaruh ISIS ini selain Badrodin yakni mantan Kadensus 88 Komjen (Pur) Goris Mere, Kepala Bidang Intelijen Densus 88 Kombes Ibnu Suhendra, dan Kapolda Metro Jaya saat itu, Tito Karnavian.
Bahkan hingga kini, Jenderal Polisi Tito Karnavian yang telah menjabat sebagai Kapolri pun masih dikawal dengan pasukan serba hitam yang menunggangi moge hitam legam di setiap iring-iringannya.
Sebelumnya Tito Karnavian pernah mengungkap ada empat tokoh nasional yakni Menko Polhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan keamanan Goris Mere serta pimpinan Lembaga Survei Charta Politika yunarto Wijaya.
Baca: Bakal Terima Muzakir Manaf, Wiranto: Bukan Lagi Soal Referendum Aceh, tapi . . .
Wiranto sendiri mengakui dirinya turut menjadi target dan mendapat pengawalan. Meski begitu, dia tetap beraktifitas seperti biasa dan tidak pernah takut lantaran urusan hidup dan mati ada di tangan sang pencipta.
Tito juga berujar telah memberikan pengamanan ekstra bagi para target korban rencana pembunuhan. Ini dilakukan sebagai upaya antisipasi.
Baca: Jadi Target Pembunuhan Wiranto Sudah Maafkan Kivlan Zen, Kini Dikawal Ketat Berseragam Hitam
Kini meski Polri sudah mengungkap kasus rencana pembunuhan tersebut, dimana salah satu tersangkanya ialah Kivlan Zen dan telah ditahan pula di Rutan Guntur, Jakarta Selatan, tetap Wiranto masih mendapat pengawalan dari pasukan serba hitam.