Besok, GNPF Ulama Hingga FPI Gelar Aksi di Sekitar Gedung MK, Kenang 10 Syuhada Gugur
Sekretaris PA 212 Bernard Abdul Jabbar membenarkan kegiatan tersebut akan digelar besok, mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Front Pembela Islam (FPI) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 akan menggelar Tahlil Akbar 266 di sekitaran Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Rabu (26/6) besok.
Sekretaris PA 212 Bernard Abdul Jabbar membenarkan kegiatan tersebut akan digelar besok, mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
"Iya besok acara mulai jam 9 sampai jam 5. Acaranya halal bihalal dan tahlil 212," kata Bernard saat dikonfirmasi, Selasa (25/6) malam.
Kata dia, kegiatan ini juga dalam rangka mendoakan 500 petugas KPPS meninggal dunia dan 10 pejuang yang wafat tertembak dalam aksi kerusuhan dengan aparat kepolisian pada 21-22 Mei lalu di depan Gedung Bawaslu RI.
Baca: Tiga Mahasiswa Farmasi Unpad Berhasil Kembangkan Metode Baru Deteksi Dini Kanker Payudara
Baca: Bursa Transfer: Neymar Sepakat Kembali ke Barcelona Meski Digaji Lebih Rendah
Baca: Seorang Ponakan di Minahasa Habisi Pamannya dengan 22 Tusukan, Kini Terancam Hukuman Mati
Dia memperkirakan Gedung MK besok akan dipenuhi ribuan massa peserta kegiatan tahlil akbar. Termasuk diantaranya pentolan-pentolan ormas seperti FPI, juga para habaib.
"Kita nggak bisa memprediksi jumlah massa, cuma secara konfirmasi ya lebih dari ribuan. Seluruh ketua ormas, Ketua ketua elemen, ormas-ormas islam FPI, pentolan-pentolannya akan dateng," ungkap Bernard.
Bernard juga menjelaskan beberapa hari lalu mereka sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian terkait kegiatan Rabu besok.
Terkait adanya larangan kepolisian untuk melakukan kegiatan di sekitar objel vital termasuk Gedung MK, Bernard sebut kegiatan mengemukakan pendapat di muka umum adalah hak penduduknya dalam negara yang menganut sistem demokrasi.
Apalagi kegiatan besok, Bernard mengklaim adalah aksi super damai.
"Sekarang apa haknya gitu? Ini kan kebebasan, hak warga negara untuk mengemukakan pendapat. Memang mau rusuh? kan nggak. Kita kan aksi damai. Aksi super damai bahkan," tegas dia.