TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Dalam OTT tersebut, enam orang diamankan termasuk Gubernur Kepri Nurdin Basirun.

Karir Nurdin Basirun di Kepulauan Riau tergolong mulus sebelum terjaring OTT.

Untuk duduk di Kursi Gubernur Kepri, ia harus melalui jenjang politik beberapa kali pilkada dan semuanya hampir berjalan mulus. 

Misalnya, ia tercatat sebagai Direktur Direktur Perusahaan Pelayaran Rakyat (2000). Kemudian masuk ke kancah Politik pada tahun 2001.

Ia ikut maju dalam pemilihan Bupati Karimun Bersama H Muhamad Sani. 

Baca: OTT KPK di Kepri, Ini Jabatan Enam Orang yang Diamankan

Saat itu, Nurdin lolos mendampingi Muhamad Sani memimpin Kabupaten Karimun pada 2001 hingga 2005.

Kemudian Nurdin Maju sebagai Bupati Karimun, Kali ini ia bersama  Aunur Rafiq.

Pada pemilihan tersebut mereka terpilih dan memimpin Karimun selama dua Priode.

Tercatat pasangan ini langgeng selama 2006 hingga 2015.

Setelah habis masa jabatannya, Nurdin mencoba peruntungan bertarung di tingkat Provinsi,

Pada Pilkada 20016, Nurdin maju sebagai Calon Wakil Gubernur Kepri. 

Sama seperti Pilkada Karimun 2001, pada Pilkada 2016 Nurdin maju mendampingi HM Sani untuk ke Wakil Gubernur Kepri.

Dalam Pemilihan tersebut, Pasangan ini menang telak dan Nurdin duduk manis sebagai wakil Gubernur Kepri 2016.

Namun baru saja dilantik, HM Sani meninggal dunia. Secara Otomatis, Kursi Pimpinan Provinsi Kepri jatuh ke tangan Nurdin Basirun yang saat itu merupakan Wakil Gubernur Kepri.

Pada 25 Mei 2016, Presiden Joko Widodo Resmi melantik Nurdin Basirun sebagai Gubernur Kepri menggantikan HM Sani hingga saat ini.

Kali ini, Nurdin disandingkan dengan Adik HM Sani Isdianto. Pada tahun 2018 Nurdin dipilih sebagai Santri Of The Year 2018.

Khususnya santri inspiratif dalam kepemimpinan di pemerintahan provinsi.