Kabar Terbaru Kabinet Jokowi-Ma'ruf, Pengamat Nilai Koalisi Gemuk Jadi Beban
Pengamat menilai gemuknya koalisi partai pendukung jadi beban Jokowi dalam penyusunan kabinet yang profesional.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Dari Nahdlatul Ulama (NU) misalnya, mereka juga tergerak melalui lobi-lobi politik untuk bisa menjadi bagian dari pemerintahan," tuturnya.
Baca: Jokowi Segera Umumkan Susunan Kabinet, Ini Komposisinya
Baca: Bocorkan Susunan Kabinet, Jokowi: Banyak Menteri Lama Bertahan
Arya pun memberikan saran pada Jokowi untuk meniru langkah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyusun calon menteri dalam kabinetnya.
Pada era pemerintahan di periode 2009-2014, SBY melakukan fit and proper test terhadap calon menteri kabinetnya.
Kala itu, SBY harus memilih menteri dengan pertimbangan yang akuntabel dan kredibel serta bisa bertanggungjawab kepada rakyat.
"Jika ingin membentuk komposisi menteri, Presiden Jokowi bisa membentuk tim terbatas dan melakukan fit and proper test seperti era SBY kepada calon menteri," ujar Arya.
Dengan dilakukannya fit and proper test, Arya menilai Jokowi bisa menganalisis kompetensi, kecocokan, pengalaman dan loyalitas calon menteri.
Baca: Berita Terkini Kabinet Jokowi-Maruf: Prediksi Menteri-menteri yang Terlempar hingga Kata Pengamat
Baca: Soal Koalisi dan Kabinet, Megawati Soekarnoputri Serahkan Semuanya kepada Jokowi
"Jadi Jokowi tentu harus memiliki prioritas, bargaining yang kuat ketika akan kompromi dengan partai yang menyodorkan nama menteri," paparnya kemudian.
Ia menjabarkan, fit and proper test ala SBY bisa ditiru dengan formula yang berbeda.
Contohnya, dengan melibatkan lembaga eksternal atau membentuk tim khusus dan wawancara yang dilakukan Presiden Jokowi kepada calon menterinya.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)