Amien Rais Minta PAN Jangan Gabung Koalisi Jokowi, Bara Hasibuan Bilang Ketum Partai Punya Otoritas
Meski begitu, Bara menyebut dalam diskusi dengan jajaran pengurus provinisi, sebagian besar menginginkan PAN bergabung dengan koalisi Jokowi.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Wakil Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi memuji sikap Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Dua tokoh ini telah meninggalkan tradisi yang baik bagi generasi bangsa mengenai sikap kestaria dan negarawan dalam mengakhiri suasana yang cenderung panas gara-gara Pilpres 2019 lalu.
"Itu tradisi bagus dan meredakan suasana politik yang cenderung panas gara-gara pilpres," ujar anggota TKN Jokowi-Maruf Amin ini kepada Tribunnews.com, Senin (15/7/2019).
Hal ini juga memberikan pelajaran bahwa perseteruan politik sudah selesai dan sekarang semuanya harus bersatu untuk membangun bangsa sesuai dengan tupoksinya.
"Tak perlu permusuhan yang berkepanjangan hanya gara-gara politik," ucap anggota DPR RI ini.
Apakah ini bisa menjadi sinyal Gerindra akan masuk ke koalisi pemerintahan?
Dia menyerahkan hal itu kepada hak prerogratif Presiden terpilih Jokowi untuk menentukannya.
Baca: Prabowo Kirim Surat ke Amien Rais Sebelum Bertemu Jokowi
"Itu kewenangan ada di Jokowi," jawabnya.
"Tapi, kalau dilihat dari pernyataan Prabowo bahwa sesekali akan krritik, sepertinya perlu waktu. Namun demikian tidak masuk pemerintahan bukan berarti tidak bisa berkontribusi untuk bangsa," tegasnya.
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir menyambut positif pertemuan antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto.
Ia menilai pertemuan tersebut memberikan gambaran kedewasaan demokrasi di Indonesia.
"Saya rasa buat generasi muda pertemuan dua pimpinan nasional, presiden terpilih Ir. H. Joko Widodo dan tentu Pak Prabowo adalah hal yang posistif," katanya ditemui dalam acara 'Young Penting Indonesia', di Kemang Village, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019).
"Di mana bisa memberikan contoh yang baik tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara lain loh. Di mana demokrasi yang terjadi di Indonesia ini adalah demokrasi yang dewasa," imbuhnya.
Mantan Presiden Inter Milan itu menilai pertemuan Jokowi dan Prabowo sangat istimewa.
Lantaran pertemuan tersebut terjadi di atas Moda Raya Terpadu (MRT).
"Pertemuannya pun sangat spesial kita lihat. Kalau orang-orang di gedung mewah, di tempat sesuatu yang tidak terjangkau, tapi ini ketemunya di MRT. Di mana itu juga merupakan simbol pembangunan Indonesia, walaupun masih Jakarta tapi saya rasa positif," tandasnya.
Jokowi akahirnya bertemu dengan kompetitornya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto. Tanpa diduga pertemuan ternyata digelar di stasiun MRT, Lebak Bulus pada Sabtu, (13/7/2019). Pantauan Tribunnews.com, pertemuan ini diawali dari Jokowi yang mengajak Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus sekitar pukul 10.00 WIB.
Tampak Prabowo hadir lebih dulu pukul 09.51, selang beberapa menit Jokowi hadir. Sebelum masuk ke rangkaian MRT, ketuanya saling bertegur sapa dan bersalaman.
Suasana akrab terus terlihat hingga mereka duduk santai berdua di gerbong satu. Jokowi dan Prabowo hendak menuju ke Stasiun Istora Mandiri. Dari sana mereka jalan kaki ke FX Sudirman untuk makan siang bersama.
Usai turun dari MRT, tepatnya di Stasiun Istora Mandiri, Jokowi dan Prabowo sempat memberikan keterangan pers terkait pertemuan mereka.
"Seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai, pertemuan saya dengan Bapak Prabowo Subianto pada pagi hari ini adalah pertemuan seorang sahabat, pertemuan seorang kawan, pertemuan seorang saudara," ucap Jokowi.
"Yang sebetulnya ini sudah direncanakan lama tetapi Pak Prabowo juga sibuk sering mondar mandir ke luar negeri, saya juga begitu. Perga pergi dari Jakarta ke daerah dan ada juga yang keluar. Sehingga pertemuan yang telah lama kita rencanakan belum bisa terlaksana," papar Jokowi.
"Alhamdulilah pada pagi hari ini, kita bisa bertemu dan mencoba MRT karena saya tahu Pak Prabowo belum pernah coba MRT," ungkap Jokowi lagi.
Kembali ditanya awak media, kenapa memilih bertemu di MRT? Jokowi menjawab pertemuan dimanapun bisa.
"Sebetulnya pertemuan dimanapun bisa. Di MRT bisa, mau di rumah Pak Prabowo bisa, di Istana bisa. Tapi kami sepakat memilih disini," tambahnya.
Untuk diketahui moment ini merupakan moment yang paling ditunggu oleh seluruh rakyat Indonesia.
Pasalnya selama rangkaian Pilpres 2019, situasi sempat memanas bahkan terjadi kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019 hingga memakan korban.