Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Gus Mus Soal Mbah Moen yang Sempat Dicegah Berangkat Haji: Aku Merasa Ketar-ketir

Gus Mus berkisah, Mbah Moen sempat dicegah berangkat haji tahun ini. Gus Mus mengaku merasa tidak enak.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Miftah
zoom-in Cerita Gus Mus Soal Mbah Moen yang Sempat Dicegah Berangkat Haji: Aku Merasa Ketar-ketir
INSTAGRAM/@s.kakung
Gus Mus berkisah, Mbah Moen sempat dicegah berangkat haji tahun ini. Gus Mus mengaku merasa tidak enak. 

Gus Mus berkisah, Mbah Moen sempat dicegah berangkat haji tahun ini. Gus Mus mengaku merasa tidak enak.

TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka kembali menyelimuti Tanah Air dan kali ini, datang dari kiai karismatik, KH Maimoen Zubair.

Ulama yang kerap disapa Mbah Moen meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 waktu setempat.

Mbah Moen wafat pada usia 90 tahun saat tengah menuaikan ibadah haji.

Ternyata, keinginan Mbah Moen untuk berangkat haji pada tahun ini, sempat dicegah oleh putra-putrinya.

Kisah Mbah Moen ini diceritakan sang sahabat yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Baca: Kiai Maimun Zubair Meninggal Dunia, Duka Para Artis : Impian Umat Islam Meninggal di Tanah Suci

Baca: Mbah Moen Meninggal Dunia, Jokowi Mengaku Masih Simpan Sorban Hijau Pemberian sang Kiai

Dalam Instagram pribadinya, Gus Mus berbagi kisah tentang bagaimana usaha anak-anak Mbah Moen mencegah sang anak berangkat naik haji.

Berita Rekomendasi

Karena tidak berani mencegah dan menyampaikan niatnya, anak-anak Mbah Moen meminta bantuan pada seorang santri yang masih kerabat mereka, Nawawi.

Pada Mbah Moen, Nawawi berbicara dengan penuh hati-hati memakai gaya bercerita.

Ia menceritakan obrolan putra-putri Mbah Moen.

Belum sempat menyampaikan apa yang diharapkan anak-anak, Mbah Moen langsung memotong dan mengerti maksud omongan Nawawi.

"'Mereka melarang aku berangkat haji ya?! Karepé déwé!" (Maunya sendiri),'" ucap Mbah Moen kala itu.

Baca: Pernah Minta Didoakan Wafat pada Hari Selasa dan di Tanah Suci Mekkah, Keinginan Mbah Moen Terkabul

Baca: Wasiat Terakhir Mbah Moen untuk Megawati: Tanpa Pancasila Tidak Ada NKRI

Saat Nawawi bercerita tentang niat Mbah Moen yang ingin tetap berhaji, Gus Mus mengaku sudah merasa ketar-ketir dan tidak enak.

Sebab, setiap kali bertemu Gus Mus, Mbah Moen selalu bercerita tentang doanya untuk wafat husnus khotimah.

Apalagi umur Mbah Moen sudah 90 tahun lebih.

Dan, keinginan kiai yang dijadikan rujukan ulama Fiqih itu dikabulkan Allah SWT.

Di akhir tulisan, Gus Mus mengenang sosok Mbah Moen yang disebutnya sebagai tokoh pendamai yang menyukai perdamaian.

Baca: Foto Bersama Mbah Moen Saat Hari Bhayangkara Jadi Kenangan Terakhir Isteri Gus Dur

Baca: Mbah Moen Berpesan Ingin Dimakamkan di Mala Mekkah, Utara Masjidil Haram

Berikut tulisan lengkap Gus Mus yang dikutip Tribunnews.com dari akun Instagram-nya:

"Mautul 'ãlim mautul 'ãlam :: Putera-putera Kiai Maemoen Zubeir --rahimahuLlãh-- sebenarnya ingin mencegah beliau berangkat haji tahun ini.

Tapi tidak berani matur.

Maka mereka minta tolong salah satu santri kinasih beliau yang kebetulan masih famili, mas Nawawi (Pemilik akun Facebook "Jambal roti").

Mas Nawawi dengan hati-hati matur menggunakan gaya bercerita. Menceritakan obrolan putera-putera beliau.

Belum sampai Mas Nawawi tuntas memberitahu apa yang mereka obrolkan, beliau sudah memotong.

"Mereka melarang aku berangkat haji ya?! Karepé déwé!" (Maunya sendiri).

Terus terang saat Mas Nawawi menceritakan hal itu, dalam hati aku sudah merasa ketir-ketir, tidak enak.

Bukan apa-apa; soalnya belakangan setiap ketemu, beliau hampir selalu ngendiko.

"Dongo kulo sakniki namung nyuwun husnul khãtimah, Lék. Umur kulo sampun langkung 90 tahun."

(Doa saya sekarang ini hanya memohon husnul khãtimah, Lék. Umur saya sudah 90 tahun lebih).

Dan doa permohonan beliau dikabulkan oleh Kekasihnya.

Tokoh pendamai yang menyukai perdamaian itu kini telah damai di sisi Zat yang Maha damai.

Meninggalkan kita yang belum selesai dengan urusan dunia ini, dengan membawa segudang ilmu, akhlak, dan kearifan beliau.

Innã liLlãhi wainnã ilaiHi rãji'űn.

Nafa'anãLlãhu bi'ululűmihi wa akhlãqihi wahikmatih."

Postingan Gus Mus ini membuat banyak warganet terenyuh hingga menangis.

rianputramaulana: Nangiss tenan aku yai..pdhl gk pernah weruh simbah..simbah yo gk bakal reti neg tal tangisi.. husnul khatimah mbahh..maafkan kami yg blm bisa meneladai panjenengan..

zizy_saida: Sesaat setelah aku menerima kabar wafat beliau, sampai sekarang, mata saya terus menerus basah. Menitikkan air mata. Meski tidak pernah bertatap muka, tidak pernah sungkem thdp beliau, saya merasakan betapa Gusti Allah menyayangi beliau. Bihusnil khatimah

tjeumaya: Innallilahi wa innallilahi rojiun bacanya sampai brebes mili

fauzah.azzahrah: Ya Allah gusti...pecah tangis saya tak tertahan sampai terbawa masuk ruang kelas pagi ini. Sugeng tindak yai..begitu dekat tempatmu disisi kekasih sang maha pengasih..lahu al-faatihah..

chusnch: Semoga husnul khotimah...Indonesia berduka...tidak ada yg bisa melarang untuk pergi haji...mungkin beliau sdh tau saat yg indah di Makkatul Mukarromah....

Sebelumnya, Gus Mus juga telah menulis ucapan duka di akun Instagram-nya.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Leteh, Rembang tersebut mengunggah bacaan tarji dengan bahasa Arab berlatar belakang hitam.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Mautul 'Alim Mautul 'Alam," unggah Gus Mus.

Dalam bahasa Indonesia, artinya: "Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali. Meninggalnya orang alim (kiai) berarti matinya dunia."

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas