Detik-detik Aksi Penyerangan Polsek Wonokromo Menggunakan Celurit
Video detik-detik aksi penyerangan Mapolsek Wonokromo beredar di media sosial. Pelakunya adalah Imam Mustofa (31), pria asal Sumenep Madura.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mapolsek Wonokromo, Surabaya, Sabtu (17/8/2019) kemarin bikin geger warga Surabaya dan Jawa Timur.
Saat warga merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, tiba-tiba seseorang datang menyerang mapolsek ini menggunakan sebuah celurit.
Aiptu Agus Sumartono yang sedang bertugas hari itu mengalami luka akibat sabetan senjata yang diarahkan pelaku.
Sebuah video detik-detik aksi penyerangan Mapolsek Wonokromo beredar di media sosial. Pelakunya adalah Imam Mustofa (31), pria asal Sumenep Madura.
Awalnya, Aiptu Agus Sumartono yang bertugas pada hari itu, menerima seorang pemuda yang seolah hendak melaporkan sesuatu.
Tak berselang lama, pemuda tersebut mengeluarkan senjata dan langsung menyerang Aiptu Agus Sumartono yang tepat berada di hadapannya.
Kejadia tersebut cukup cepat sehingga tak diketahui dari mana pelaku mengeluarkan senjata. Setelah menyabetkan senjata ke arah Aiptu Agus Sumartono, pelaku kembali mendekati korban dengan melewati meja.
Beruntung, segera datang beberapa orang untuk menyelamatkan korban dan menahan pelaku.
Namun, usaha itu agaknya tak berhasil di awal. Pelaku semakin ganas lalu menaiki meja dan berencana menyerang seseorang kembali.
Namun, usahanya kali ini tak berhasil. Seorang pria berseragam polisi berhasil meringkusnya dibantu oleh seorang lainnya.
Polisi kemudian mengungkap kronologi penyerangan berdasarkan hasil rekaman CCTV di Ruang SPKT Mapolsek Wonokromo, Surabaya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, penggalan video tersebut menggabarkan detail penyerangan pelaju terhadap angotanya.
"Di situ lengkap semua kita bisa tahu cara pelaju menyerang Aiptu Agus," katanya di Balai Wartawan Gedung Humas Mapolda Jatim, Minggu (18/8/2019).
Melalui penggalan rekamam CCTV yang berdurasi 4 menit 54 detik, pelaku menyerang polisi menggunakan dua jenis senjata tajam yang berbeda.