Rocky Gerung Jelaskan Bahaya 'Paru-paru Dunia' Jadi Lokasi Ibu Kota: Bahaya Bagi Kecerdasan Presiden
Pengamat Politik, Rocky Gerung mengatakan pemindahan ibu kota ke Kalimantan akan mengancam lingkungan dan juga kecerdasan presiden.
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung mengatakan pemindahan ibu kota ke Kalimantan akan mengancam lingkungan.
Hal ini karena menurut Rocky Gerung, akan banyak pesawat yang mendarat di Kalimantan.
Dilansir TribunWow.com, hal ini diungkapkan Rocky Gerung saat menjadi narasumber dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk 'Perlukah Ibu Kota Dipindahkan?', yang diunggah saluran YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (20/8/2019).
"Sekarang saya bayangkan saja oke, setelah presiden meminta izin, proses politik, pindah ibu kota itu," ujar Rocky Gerung.
Baca: Di ILC, Fadli Zon Sebut Ide Pemindahan Ibu Kota Masih Wacana Mentah: Jokowi Masih Miskin Narasi
Rocky Gerung lantas mengatakan rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan Kalimantan sebagai Green City.
"Oke, sekarang kita uji lagi itu, sekarang kalau pindah, asumsinya adalah jadi green city. Tapi dia lokasinya di tengah anak benua. Jadi you mesti pakai pesawat itu," paparnya.
"Artinya frekuensi pesawat untuk tiba di ibu kota, dari 100 kali sehari jadi 1.000 kali sehari, bayangkan berapa tahun ke depan itu," ungkap Rocky Gerung.
Ia pun menyoroti tentang environmental ethics atau prinsip moral lingkungan.
"Jadi berapa banyak kebisingan yang dihasilkan, mengganggu burung-burung, ular, kecoak, cebong, kampret di anak benua itu. Saya bicara tentang Environmental Ethics itu," sebutnya.
"Berapa banyak private jet yang terpaksa mesti ke Kalimantan, karena mesti KKN, yes itu loghic dari kekuasaan. Kekuasaan akan menarik semua potensi."