Wali Kota Risma Serahkan Kasus Teror Lempar Ular di Asrama Mahasiswa Papua kepada Polisi
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan ia percayakan sepenuhnya kasus teror pelemparan ular di asrama mahasiswa Papua kepada pihak kepolisian.
Editor: Dewi Agustina
"Itu tidak ada ya. Kalau ada yang belum dengar isu itu, lebih baik tidak usah dengar karena isu itu tidak benar," tegas Wiranto di kantornya Kemenko Polhukam.
Wiranto menilai isu tersebut sengaja dibuat untuk memprovokasi dan mengadu domba karena ada pihak-pihak yang tidak senang Indonesia hidup damai.
"Ini usaha untuk provokasi, untuk adu domba antara kita dengan kita. Mereka tidak senang kalau keadaan aman dan kondusif," tutur Wiranto.
"Itu tidak benar ya. Kalau benar ada ularnya, tangkap ularnya, lalu disate. Sate itu survival saat saya militer dulu," tambah Wiranto.
Penjelasan Polda Jatim
Senada dengan Wiranto, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frand Barung juga membantah teror tersebut.
Frans menegaskan pihaknya tidak menerima laporan atas dugaan teror itu.
"Tidak ada itu, bohong," imbuhnya.
Sebelumnya beredar kabar dugaan teror kembali menyasar asrama Mahasiswa papua di Surabaya.
Beberapa orang tidak dikenal mengendarai dua sepeda motor melempar empat karung berisi ular ke halaman asrama mahasiswa Papua, Jl Kalasan 10, Surabaya, Senin subuh, 9 September 2019.
Satu diantaranya karung berisi ular jenis piton sebesar 15-20 kilogram.
6.500 Personel TNI-Polri
Wiranto juga angkat bicara soal jumlah pasukan keamanan TNI dan Polri di Papua dan Papua Barat.
Dia menjelaskan jumlah pasukan disana ada sekitar 6.500 personel.