Soal Usulan Bangun Istana Presiden di Papua, Natalius Pigai: Itu Usulan Tidak Jelas
Natalius Pigai menegaskan, tidak jelas usulan yang disampaikan perwakilan tokoh Papua kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan komisioner Komnas HAM sekaligus aktivis Papua, Natalius Pigai mengkritik usulan pembangunan Istana Presiden di Bumi Cenderawasih.
Natalius Pigai menegaskan, tidak jelas usulan yang disampaikan perwakilan tokoh Papua kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
"Itu usulan tidak jelas. Hanya orang bodoh saja yang bisa minta istana presiden," ujar Natalius Pigai kepada Tribunnews.com, Kamis (12/9/2019).
Bagi Natalius Pigai, Istana Presiden yang rencananya dibangun di Papua, belum dibutuhkan rakyat di Papua.
Selain juga Istana Presiden tidak akan mendatangkan manfaat bagi Papua saat ini.
Menurut Natalius Pigai, orang Papua itu sekarang sedang fokus melawan rasialisme.
"Konsentrasi sekarang kita di sini saja dan bagaimana melindungi rakyat Papua," tegas Natalius Pigai.
"Kami tidak ada urusan dengan uang, kekuasaan dan jabatan dan lainnya," imbuhnya.
Sebelumnya Natalius Pigai pun mempertanyakan apakah dalam kunjungan tokoh-tokoh Papua itu hadir juga pejabat sentral seperti Gubernur Papua dan Papua Barat.
Saat mendengar nama Ketua DPRD Jayapura Abisai Rollo sebagai pejabat yang hadir, Natalius menyebut nama tersebut tidak mewakili tokoh-tokoh Papua.
"Dulu itu Papua satu provinsi berisi sembilan kabupaten bisa digenggam oleh Jakarta. Sekarang ada dua provinsi itu bisa digenggam enggak? Semakin banyak (kabupaten) semakin ada ancaman serius bagi Jakarta," ujar Natalius.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan 61 tokoh Papua dan Papua Barat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Dalam pertemuan ini, Abisai Rollo yang menjadi perwakilan tokoh bumi Cenderawasih menyampaikan sembilan permintaan kepada Presiden Jokowi.