Cerita Penjaga Makam Ainun tentang Sosok BJ Habibie
"Sini, sini," cerita Joko menirukan Habibie yang pernah memanggilnya di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joko Santoso (36), penjaga makam istri Presiden ke-3 Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie, Hasri Ainun Basri, punya kenangan yang tak akan pernah dilupakan semasa hidup.
Joko meratapi makam Habibie.
Ia tak menyangka, tokoh yang ia kagumi telah tiada.
Joko yang mengenakan seragam dan topi merah ini, ikut merasakan sedih.
Ia melihat dari jauh, prosesi pemakaman Habibie
Kesedihan Joko bukan tanpa sebab.
Baca: Anies Cerita Saat BJ Habibie Memanggilnya Mendiskusikan tentang Polemik Reklamasi
Ia kerap kali, bertemu Habibie setiap Selasa dan Jumat setiap Minggunya.
Saat Habibie nyekar ke makam sang istri tercinta, Ainun.
Ada momen yang tak akan pernah dilupakan Joko.
"Sini, sini," cerita Joko menirukan Habibie yang pernah memanggilnya di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Habibie sempat berpesan kepada Joko, agar menjaga makam Ainun.
Habibie, menurut penuturan Joko, kerap tabur bunga melati dan sedap malam.
"Bunganya kalau belum kering jangan dibersihin dulu ya," kenang Joko soal momen berkesan bersama Habibie.
Habibie kerap didampingi kedua anaknya, Ilham dan Thareq, saat menyekar ke makam Ainun.
Bahkan, Joko sempat menitikan air mata, saat Habibie berdoa di depan makam Ainun.
Terutama saat 100 hari pasca Ainun meninggal dunia.
Saat itu, kata Joko, Habibie datang nyekar bersama cucu-cucunya.
"Pak Habibie bertanya ke cucunya, eyang putri ada di mana? Lalu cucunya menjawab, ada di alam surganya Allah," kata Joko. Kemudian, Habibie sempat ditanya oleh para cucunya, kapan bisa ketemu lagi dengan eyang putri (panggilan Ainun oleh cucunya). "Sementara ini tidak akan bisa ketemu, tapi saya yakin akan menyatu lagi," tutur Joko menirukan jawaban Habibie.
Joko sempat mengabadikan momennya bersama Habibie.
Berfoto bersama, yang kemudian, ia cetak dan dipajang di rumahnya di Semarang.
"Kenang-kenangan foto untuk selama-lamanya. Sudah foto. Kalau di sini biasa, kalau di kampung kaget. Fotonya saya taruh di ruang tamu. Gede," sambungnya.
Joko mengaku sempat memimpikan Habibie.
Sebelum, Habibie pergi untuk selamanya. Habibie datang ke kampung halaman.
"Ngobrol-ngobrol. Itu kenang-kenangan terakhir saya," tuturnya.