Akibat Kabut Asap di Pekanbaru, Dede Yusuf Dukung Sekolah Diliburkan
Jika kegiatan belajar mengajar pada hari ini tetap dilakukan, maka akan semakin menambah gangguan kesehatan bagi anak-anak serta para guru
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mengapresiasi langkah yang diambil Dinas Pendidikan kota Pekanbaru, Riau yang memperpanjang libur sekolah selama dua hari yakni 16 dan 17 September 2019.
Hal itu karena kualitas udara di provinsi tersebut sangat buruk lantaran dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah semakin meluas.
Menurutnya, jika kegiatan belajar mengajar pada hari ini tetap dilakukan, maka akan semakin menambah gangguan kesehatan bagi anak-anak serta para guru di sana.
"Yang jelas dari sisi faktor kemanusiaan, anak-anak ini saya udah melihat SK dari Dinas Pendidikan, meliburkan. Saya kira (keputusan) itu udah bagus, jangan dipaksa anak-anak sekolah dalam keadaan berbahaya," ujar Dede usai diskusi di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2019)..
Baca: KLHK Bantah Karhutla Masuk Wilayah Konservasi Orangutan Kalimantan
Kemudian ia juga berharap pemerintah sigap dalam menangani masyarakat yang terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Karena penyakit yang harus diwaspadai adalah ISPA, mengingat asap yang diakibatkan karhutla sudah mengganggu jarak pandang dan kualitas udara di Riau.
Bahkan penyebaran asap itu sudah memasuki kawasan pemukiman penduduk.
Sehingga ia meminta agar Kementerian Kesehatan segera melakukan koordinasi dalam mendistribusikan obat-obatan ke Puskesmas dan rumah sakit setempat.
"Yang kedua, penanganan ISPA, karena pasti ISPA akan menjangkit sekali, jadi obat-obatan pun harus segera masuk ke sana," jelas Dede.
Selain penanganan terhadap masyarakat yang terkena ISPA, ia juga mengusulkan agar pemerintah melakukan evakuasi pada warga yang terdampak.
Hal itu, kata Dede, memungkinkan untuk dilakukan jika karhutla masih belum bisa diatasi dan pekatnya asap semakin merusak kualitas udara di provinsi itu.
"Yang ketiga, ini memang agak sulit yaitu bagaimana yang terburuk adalah evakuasi, evakuasi dari wilayah tersebut," tegas Dede.
Perlu diketahui, karhutla juga terjadi di Kalimantan dan diduga dampak asapnya pun terbawa hingga melewati perbatasan Indonesia dengan Malaysia.
Saat ini para menteri serta pimpinan lembaga terkait pun telah berangkat menuju Riau, untuk melakukan Rapat Terbatas mengenai Karhutla yang akan dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).