Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wawancara Eksklusif dengan Polisi 'Spiderman': Cabut Laporan demi Kemanusiaan

Kalau ini tidak menjadi masalah besar, saya selesaikan hari ini. Saya tutup kasus hari ini juga. Tapi tetap ada prosedur hukum, jadi kita harus...

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Wawancara Eksklusif dengan Polisi 'Spiderman': Cabut Laporan demi Kemanusiaan
instagram.com @makrumpita (tangkap layar) - Kompas.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR
Bripka Eka Setiawan, polisi yang nekat lompat ke kap mobil pengendara yang hendak kabur 

Bagaimana Anda bisa terseret hingga terjadi peristiwa 'Spiderman'?

Kejadiannya saat itu kita sedang patroli rutin bersama Dinas Perhubungan. Saat kita patroli ditemukan satu kendaraan yang parkir di atas trotoar.

Saya menghampiri, berusaha untuk memeriksa kendaraan tersebut dan pengemudinya. Saya tanyakan, "Bapak mohon izin, Bapak melakukan pelanggaran karena kendaraan Bapak berada di atas trotoar. Saya ditunjukan surat-suratnya."




"Saya tidak melanggar. Di sini tidak ada rambunya." Saya bilang, "Di sini memang tidak ada rambunya, tapi fungsi trotoar untuk pejalan kaki, bukan untuk kendaraan parkir. Kalau bapak ingin belanja di dekat sini, di sana ada tempat parkir." Saya sampaikan seperti itu. Mungkin karena bapaknya terlanjur emosi.

Saya sudah sampaikan juga, "Bapak keluarkan saja suratnya. Kendaraan bapak tidak diderek, tapi saya buatkan surat tilang."

Itu saja. Tapi bapaknya tidak kooperatif dengan kita. Beliau masuk ke kendaraan. Sebetulnya, penumpang di samping bapak itu, ibunya, sudah teriak juga.

"Sudah, kasih saja suratnya. Kasih." Lalu, dia tetap mengemudikan ke depan. Saya bilang, "Pak tenang. Bapak keluarkan saja suratnya." Saya sudah berusaha menenangkan. Sampai ada ojek yang bilang, "Pak, itu polisi, kasih saja suratnya." Dia masih memaksa (kabur, -red). Maju lagi kendaraannya.

BERITA TERKAIT

Saya bilang, "Pak, bapak tenang, saya keluarkan suratnya." Tapi masih saja bapak itu memaksa, menghindari kendaraan derek yang sudah memalang. Dia ambil kiri, saya tahan dan bilang, "Pak saya minta tolong, keluarkan suratnya. Bapak tenang."

Tapi bapaknya tidak mau, dia tambah gas, lalu terjadilah penyeretan itu, yang saya berada di kap mobil, hingga saya terbawa sampai 200 meter ke depan.

Dan di atas kap itu, saya bilang, "Pak berhenti, Pak." Ibunya juga sudah mengingatkan, "Pak, Bapak berhenti, Bapak minggir. Sudah saya saja yang turun. Bapak berhenti atau saya loncat. Lebih baik saya yang mati, Pak." Terus bapak itu bilang, "Jangan, Ma."

Akhirnya kendaraan itu menabrak kendaraan lain. Saya menenangkan diri dan saya tetap menghampiri. "Bapak mohon izin, boleh saya lihat surat-suratnya?" Baru dikasih.

"Ini surat-suratnya." Akhirnya saya ambil. Karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, karena massa sudah banyak, takut tidak terkendali, akhirnya kendaraan itu saya bawa ke Polsek Pasar Minggu. "Bapak kita ke Polsek Pasar Minggu."

Apa yang ada dalam pikiran Anda hingga nekad melakukan aksi 'Spiderman'?

Saya tidak terbesit apa-apa. Saat berada di atas kap mobil itu, saya mohon dan saya pasrahkan sama Yang Di Atas apa yang terjadi. Apapun yang terjadi saya terima.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas