Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cegah Karhutla Secara Sistemik Melalui Operasi Hujan Buatan Berkelanjutan

Tindakan pencegahan diharapkan juga bisa dilakukan untuk meminimalisir titik panas (hotspot) yang ada pada sejumlah daerah di tanah air.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cegah Karhutla Secara Sistemik Melalui Operasi Hujan Buatan Berkelanjutan
TRIBUN PONTIANAK/TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS
Seorang warga menggunakan baju spiderman bersama pemadam kebakaran Pandu Siaga memadamkan kebakaran lahan gambut di dekat Perumahan Nuansa Serdam Residence, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019) sore. Aksi ini sebagai dukungan kepada petugas yang tak kenal lelah melaksanakan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain penanganan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tindakan pencegahan diharapkan juga bisa dilakukan untuk meminimalisir titik panas (hotspot) yang ada pada sejumlah daerah di tanah air.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, saat dihubungi Tribunnews pada Sabtu (21/9/2019) mendukung apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) karhutla di Pekanbaru, Riau, pada Senin (16/9/2019) lalu.

"Jadi saya mau mengikuti apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi ya dalam beberapa kesempatan, sebenarnya kan kita lebih baik memfokuskan kegiatan kita itu pada proses pencegahan ya," ujar Hammam Riza, kepada Tribunnews.

Menurutnya, tindakan pencegahan atau antisipasi terjadinya karhutla sebenarnya bisa dilakukan.

Jika langkah pencegahan bisa diambil, maka penanganan seperti water bombing hingga mengerahkan bantuan untuk pemadaman ke seluruh pelosok tidak diperlukan.

"Pencegahan daripada terjadinya hotspot, terjadinya kebakaran, istilahnya kan tidak perlu ada upaya-upaya pemadaman pakai water bombing segala macam, mengerahkan manusia yang harus datang ke pelosok-pelosok untuk memadamkan kebakaran kan," kata Hammam.

Baca: Dulu Diliput Berbagai Media Karena Inovasi, Kini Rj Tersandung Kasus Video Mesum Bersama Selingkuhan

BERITA REKOMENDASI

Hammam menjelaskan pencegahan terjadinya bencana tahunan ini bisa dilakukan secara sistemik, yakni melalui optimalisasi operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan secara rutin.

"Jadi kita ingin mencegah kebakaran itu terjadi, nah bagaimana mencegah kebakaran? Mencegah kebakaran itu bila kita bisa secara sistemik melaksanakan hujan buatan secara berkelanjutan," jelas Hammam.

Oleh karena itu, mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT tersebut menegaskan agar masyarakat terutama para petani bisa menyadari pentingnya pembasahan lahan gambut secara berkala.

Tentunya agar peristiwa karhutla yang terjadi secara massive kali ini tidak terulang kembali.

"Jadi jangan nunggu terbakar dulu, kita sebelum (hutan dan lahan) terbakar ya kita basahi lahannya," tegas Hammam.


Hingga saat ini, BPPT bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus mengoptimalkan operasi TMC yang tidak hanya mencakup provinsi Riau saja, namun juga beberapa wilayah terdampak karhutla lainnya di tanah air, seperti sejumlah provinsi di Kalimantan.

Perlu diketahui, TMC dapat dilakukan jika masih adanya awan, awan tersebut merupakan objek untuk penyemaian garam demi memunculkan hujan buatan.

Baca: Ayu Meninggal Setelah Seminggu Dirawat, 3 Bulan Lalu Sang Suami Tewas Kecelakaan di Lokasi Sama

Sebelumnya, karhutla yang terjadi di Riau saat ini sudah sampai pada kategori darurat lantaran dampak kabut asap telah memasuki pemukiman warga sehingga menyebabkan gangguan pernafasan.

Bahkan karhutla tidak hanya terjadi di Riau saja, namun juga Kalimantan dan diduga dampak asapnya pun terbawa hingga melewati perbatasan Indonesia, yakni ke Malaysia dan Singapura.

Presiden Jokowi, para menteri serta pimpinan lembaga terkait pun telah melakukan Rapat Terbatas langsung di Riau, pada Senin (16/9/2019) lalu, terkait langkah apa yang harus diambil untuk menangani bencana tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas