Cerita Rahmatia Bisa Selamat dari Amukan Massa Saat Rusuh Wamena, Rumahnya Dibakar
Rahmatia menceritakan sebelum peristiwa terjadi, dirinya sudah mendengar isu bila di wilayah tempatnya tinggal akan terjadi kerusuhan.
Editor: Hasanudin Aco
Menurut Jokowi, langkah Kepala Suku Lembah Baliem di Wamena juga telah bijak dengan mengajak dan menghimbau warga agar tidak mengungsi keluar Wamena.
Baca: Pegiat Antikorupsi: Terlalu Prematur MK Sidangkan Uji Materi UU KPK Hasil Revisi
"Ini saya kira sebuah himbauan yang baik dan juga polisi telah menangkap beberapa tersangka yang melakukan pembunuhan dan pembakaran yang ada di Wamena," papar Jokowi.
Tidak lupa, Jokowi pun mengajak masyarakat di Wamena tidak mudah terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, baik disampaikan secara langsung maupun seruan di media sosial.
"Seluruh masyarakat tetap tenang menahan diri dan menghindarkan dari semua provokasi-provokasi dan fitnah fitnah yang dilihat di media sosial, begitu sangat banyaknya nya isu-isu yang ditebarkan," ujar Jokowi .
Kerusuhan di Wamena, kata Jokowi, bukan disebabkan oleh konflik etnis tetapi ulah kelompok kriminal bersenjata yang turun ke perkampungan dengan membakar rumah.
"Ini adalah kelompok kriminal bersenjata yang dari atas di gunung turun ke bawah dan melakukan pembakaran pembakaran rumah warga," paparnya.
Bukan penduduk asli Wamena
Berdasarkan hasil penyelidikan sekaligus pemetaan yang dilakukan Polri diketahui yang melakukan pembakaran dan tindak pidana kekerasan di Wamena, Jayawijaya bukan orang asli atau penduduk Lembah Baliem.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan justru penduduk asli Wamena ikut melindung para pendatang saat terjadi kerusuhan.
“Pelaku pembakaran bukan penduduk asli Wamena (orang Lembah Baliem). Mereka justru banyak membantu memberi perlindungan kepada para pendatang dengan mengamankan di rumah warga maupun gereja,” kata Dedi Prasetyo kepada wartawan, Minggu (29/9/2019).
Baca: Relawan Gelar Aksi Damai di Sarinah Berikan Dukungan Untuk Presiden Jokowi
Baca: Polisi Tegaskan Penangkapan Putri Tiri Sri Bintang Pamungkas Murni Karena Kasus Narkoba
Menurut Dedi, kepala suku Lembah Baliem (Wamena) Agus Hubi Lapago secara khusus meminta para pendatang untuk tidak mengungsi karena yakin masyarakat asli Wamena sangat mencintai masyarakat Papua pendatang.
“Karena mereka yakin para perusuh adalah kelompok diluar Wamena,” ujarnya.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut meluruskan, sasaran kekerasan tidak hanya ditujukan kepada etnis tertentu saja yang tinggal disana.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, saat ini, jelas Dedi, aparat gabungan TNI dan Polri telah melakukan proses evakuasi bagi warga pendatang menggunakan berbagai moda transportasi termasuk pesawat Hercules ke beberapa kota di Papua antaralain ke Jayapura.
Baca: Upaya Kudo Agar Hadirkan Aplikasi yang Makin User Friendly
Dari kesigapan aparat TNI dan Polri 3.213 orang berhasil dievakuasi ke Kota Jayapura.
543 orang diantaranya masih berada di tempat-tempat pengungsian antara lain di Lanud Silas Papare 101 orang, Rindam Jayapura 104, YON 751 172 orang, Paguyuban Minang ada 106 orang, dan di Mussala Attaqwa 66 orang.
Baca: Gerindra: Pimpinan MPR Ahmad Muzani, Wakil Ketua DPR Tunggu 2 Oktober
“Polri menjamin keamanan di Wamena, tidak benar jika saat ini kondisi di Wamena tidak terkendali,” kata Dedi.
Untuk itu, Polri mengajak semua suku yang ada di Papua untuk bersama-sama menjaga kedamaian di Papua dengan terus meningkatkan rasa persaudaraan sehingga tidak mudah diprovokasi pihak luar yang menginginkan terjadinya perpecahan dan kerusuhan di bumi Cendrawasih.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.