Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahasiswa Papua Jabodetabek Sampaikan Permintaan Maaf pada Warga Pendatang dan Serukan Perdamaian

Sebagai bentuk nasionalisme, belasan mahasiswa Papua ini turut menyanyikan lagu Indonesia Raya‎ sebagai bentuk rasa persatuan.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Mahasiswa Papua Jabodetabek Sampaikan Permintaan Maaf pada Warga Pendatang dan Serukan Perdamaian
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Perkumpulan organisasi mahasiswa Papua dan Papua Barat di Jabodetabek, Jumat (4/10/2019) berkumpul di Anjungan Papua, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, menyerukan perdamaian bagi tanah Papua 

Dilansir dari TribunJakarta, Jefri Tanjung (60), perantau asal Sumatera Barat yang sudah 19 tahun berada di Wamena, mengatakan perusuh membawa panah, bom molotov, ketapel hingga batu dalam melancarkan aksinya.

Penyerangan yang begitu cepat membuat Ia dan keluarganya tak sempat untuk menyelamatkan harta benda.

Baca: Tiga Pengungsi Akibat Kerusuhan di Wamena Sudah Kembali ke Karanganyar

Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai pedagang ini, bersama keluarganya hanya bermodal pakaian yang melekat di badan bergegas mengungsi ke gereja terdekat sebelum akhirnya dievakuasi aparat TNI-Polri ke tempat lebih aman.

"Pendeta itu melarang mereka (perusuh) masuk ke Gereja, makannya kami semua selamat. Ada ratusan orang yang mengungsi ke Gereja, perantau dari Madura termasuk," tuturnya.

Jerfi mengatakan, kelompok perusuh yang menyerang bukanlah warga asli Wamena yang selama ini Ia kenal.

"Bukan warga yang kita kenal. Mereka (perusuh) turun dari lembah bawa senjata. Bawa panah, molotov, ketapel, paling banyak bawa batu. Langsung menyerbu, mendadak," ungkapnya.

Sementara itu, Anton (33) perantau asal Minang lainnya juga mengatakan bahwa warga asli Wamena yang Ia kenal juga turut menjadi korban.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan, perusuh membakar rumah serta bangunan tanpa pandang bulu hingga menyebabkan wara berlarian mencari pengungsian.

Warung kelontong yang Ia miliki juga turut habis terbakar akibat beringasnya massa.

Beruntung Ia selamat setelah mengungsi di Kodim.

"Saya mengungsi ke Kodim, kios warung kelontong saya dibakar. Enggak ada barang yang bisa diselamatkan. Kalau pelakunya banyak, mereka menyebar. Tapi kita enggak kenal mereka," tutur Anton.

Baca: Wamena Mulai Kondusif, Dokter Takut Bertugas, Sejumlah Puskesmas Masih Tutup

Sementara itu, Amin (40) satu diantara pengungsi yang juga keluar dari Wamena mengungkapkan, tidak semua warga Wamena terlibat dalam kerusuhan.

Ia mengatakan, warga asli Wamena justru menolong para pengungsi dari serangan perusuh.

Dilansir dari TribunBogor, Amin berhasil selamat dalam kerusuhan tersebut setelah ditolong dan bersembunyi di rumah warga Wamena.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas