Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahasiswa Papua Jabodetabek Sampaikan Permintaan Maaf pada Warga Pendatang dan Serukan Perdamaian

Sebagai bentuk nasionalisme, belasan mahasiswa Papua ini turut menyanyikan lagu Indonesia Raya‎ sebagai bentuk rasa persatuan.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Mahasiswa Papua Jabodetabek Sampaikan Permintaan Maaf pada Warga Pendatang dan Serukan Perdamaian
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Perkumpulan organisasi mahasiswa Papua dan Papua Barat di Jabodetabek, Jumat (4/10/2019) berkumpul di Anjungan Papua, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, menyerukan perdamaian bagi tanah Papua 

"Saya selamat dari karena ketika rumah saya di depan di bakar saya lari keluar lewat pintu belakang rumah. Sembunyi saya di rumah warga sana (Wamena)," kata Amin

Setelah bersembunyi, Ia diberi informasi oleh warga Wamena tentang keberaddan aparat.

"Saya selamat dari karena ketika rumah saya di depan di bakar saya lari keluar lewat pintu belakang rumah. Sembunyi saya di rumah warga sana (Wamena)," kata Amin

Informasi yang Ia terima, kerusuhan itu berawal dari demo mahasiswa di depan kantor bupati.

Namun demikian, Ia meragukan bahwa pelaku kerusuhan tersebut adalah para mahasiswa.

Sebab perusuh yang dilihatnya sudah tua-tua dan berjenggot.

"Itu katanya (yang rusuh) mahasiswa. Itu semua tua-tua, berjenggot-jenggot itu, mana ada mahasiswa tua-tua, gak ada," katanya.

Baca: Personil TNI dan Polisi Mulai Bersihkan Puing Sisa Kerusuhan di Pasar Wouma, Wamena

Berita Rekomendasi

Hal senada juga dikatakan Sunam (33) seorang pekerja di pabrik tahu yang juga diselamatkan warga lokal.

Dia dan 13 kawannya yang lain diajak bersembunyi di rumah warga asli Wamena sampai akhirnya diamankan aparat untuk dikirim ke pengungsian di Sentani.

Saat hendak melarikan diri, Sunam dan kawan-kawannya sempat kebingungan karena sudah terkepung dan tak bisa lari kemana-mana.

"Kita semua karyawan diusir, kita itu lebih dari 50-an. Pabrik tahu tidak dibakar, tapi dirusak. Kita sempet dikepung, hari Senin itu," kata Sunam.

"Jam 09.00 sampai jam 12.00 kita dibantu orang Wamena untuk bersembunyi di rumahnya," kata Sunam.

Seorang pengungsi lain, juga menceritakan tentang kengerian dalam kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9/2019).

Aksi kerusuhan tersebut hingga kini masih membekas di benak Budiarto (43), seorang pekerja pembuat bata di Wamena.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas