Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketersediaan Anggaran Pemerintah untuk Pertahanan Dinilai Belum Bisa Penuhi MEF

Andreas mengatakan ketersediaan anggaran pemerintah untuk pertahanan belum bisa memenuhi kebutuhan minimum kekuatan pertahanan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Ketersediaan Anggaran Pemerintah untuk Pertahanan Dinilai Belum Bisa Penuhi MEF
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) tengah melakukan Gladi Resik HUT TNI ke 74 di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2019). Puncak peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-74 TNI akan dilaksanakan pada Sabtu, 5 Oktober 2019. Berbagai atraksi akan digelar dan berbagai alutsista milik TNI akan memeriahkan perayaan HUT. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengucapkan selamat ulang tahun ke-74 untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Namun, Andreas mengatakan ketersediaan anggaran pemerintah untuk pertahanan belum bisa memenuhi kebutuhan minimum kekuatan pertahanan atau Minimum Essential Forces (MEF).

Baca: Viral Medsos, Potret Mesra Tentara dengan Polisi di HUT TNI Ke-74, Ini Fakta Haru Sebenarnya

Ia mencontohkan, dari Kebutuhan MEF untuk tahun 2020 yang kurang lebih berjumlah Rp 250 triliun, realisasi dalam pagu indikatif APBN 2020 baru mencapai Rp 126,5 triliun.

Menurutnya, baru sekira 50 persen anggaran pertahanan untuk memenuhi MEF yang bisa dipenuhi oleh negara.

"Problemnya sampai saat ini ketersediaan anggaran setiap tahun anggaran masih jauh dari kebutuhan minimum kekuatan pertahanan kita (MEF)," kata Andreas dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (5/10/2019).

Selain hal itu, tantangan lain yang dihadapi dalam upaya membangun TNI adalah kurangnya dukungan industri pertahanan.

Berita Rekomendasi

Itu karena menurutnya, negara sebesar dan seluas Indonesia alutsistanya tidak boleh bergantung dari luar.

"Tantangan lain untuk membangun TNI yang kuat adalah dukungan industri pertahanan. Negara sebesar dan seluas Indonesia, alutsistanya tidak boleh tergantung dari luar," kata Andreas.

Meski begitu, Andreas mengatakan terlepas dari tantangan-tantangan yang dihadapi, prajurit TNI dikenal mempunyai semangat tempur pantang menyerah yang teruji.

Dia mengatakan, jiwa, semangat dan patriotisme prajurit-prajurit TNI di satu sisi merupakan modal utama yang mampu melahirkan efek gentar.

Ia menilai, TNI pascareformasi kini secara bertahap membangun dirinya menjadi tentara profesional.

Karenanya, menurutnya, tentara yang profesional tentu harus didukung oleh prajurit-prajurit yang mempunyai dan ilmu dan pengetahuan yang luas, disiplin dan terlatih secara reguler, dan didukung oleh alutsista yang memadai serta jaminan kesejahteraan prajurit dan keluarganya yang terpenuhi.

Ia menilai, dari segi organisasi, mengingat wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan dan 2/3 nya adalah lautan yang membutuhkan keseimbangan kekuatan strategis.

"Kekuatan matra laut dan udara mendapat porsi lebih untuk mengamankan keseluruhan wilayah lndonesia. Keseimbangan kekuatan pertahanan ketiga matra dalam perencanaan strategis pertahanan negara perlu mendapat perhatian lebih serius," kata Andreas.

Baca: Panglima TNI, Kapolri dan Empat Menteri Lainnya Akan Kunjungi Wamena Pekan Depan

Untuk itu menurutnya, peningkatan baik secara kuantitas maupun kualitas kekuatan pertahanan laut dan udara perlu mendapat perhatian khusus tanpa harus mengurangi porsi kekuatan matra darat.

"Hal penting lain, bahwa kekuatan tiga matra juga sangat tergantung pada kesiapan negara mendukung melalui penyediaam anggaran dalam setiap tahun pengganggaran," kata Andreas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas