Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya: Ditemukan Lempengan Emas hingga Alat Pencetak Koin

Beberapa waktu belakangan masyarakat dihebohkan dengan harta karun yang terdapat di lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya: Ditemukan Lempengan Emas hingga Alat Pencetak Koin
TRIBUNSUMSEL.COM/NANDO ZEIN
Benda diduga cagar budaya terbuat dari emas ditemukan warga di lahan gambut terbakar di Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). TRIBUN SUMSEL.COM/NANDO ZEIN 

Jika ditemukan "harta karun" sebagai cagar budaya maka pemerintah wajib memberikan kompensasi bagi penemunya. Balai Pelestarian Cagar Budaya memiliki anggaran Rp20 juta per tahun untuk menebus cagar budaya hasil temuan masyarakat.

"Sekitar Rp 20 juta per tahun untuk empat provinsi: Jambi, Sumsel, Bengkulu, Babel. Ada anggaran kita untuk memberi imbalan jasa," kata Iskandar.

Ia mengakui bahwa berdasarkan UU tentang Cagar Budaya, para pemburu harta karun yang masuk kategori cagar budaya bisa terkena ancaman pidana jika tak melaporkan temuannya. Namun, pihak berwenang mengedepankan pendekatan persuasif.

"Kalau semuanya (pakai ancaman pidana) kan repot juga," imbuhnya.

Benda diduga cagar budaya ditemukan di lahan gambut terbakar Kecamatan Cengal Kabupaten OKI
Benda diduga cagar budaya ditemukan di lahan gambut terbakar Kecamatan Cengal Kabupaten OKI (TRIBUN SUMSEL.COM/NANDO ZEIN)

Baca: Warga Temukan Tiga Perahu yang Diduga Peninggalan Masa Kolonial Belanda di Dasar Bengawan Solo

Baca: Ini Komisi di DPR RI yang Diincar Partai Gerindra

Dikutip dari Kompas.com, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Dusun Serdang, Desa Mara Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, membuat berbagai macam benda seperti manik-manik bahkan emas yang diduga berasal dari Kerajaan Sriwijaya bermunculan.

Munculnya harta karun tersebut akhirnya membuat warga berbondong-bondong untuk melakukan penggalian secara ilegal, mencari barang berharga lainnya tertutama yang terbuat dari emas.

Hanya menggali dengan kedalaman sekitar 1 meter, warga sudah bisa menemukan perhiasan berupa cincin yang mengandung emas di lokasi tersebut.

Ilustrasi -- Puluhan warga berburu harta karun di aliran Sungai Komering, Jumat (24/10/2014). Sebelumnya ditemukan ribuan keping koin kuno di lokasi tersebut.
Ilustrasi -- Puluhan warga berburu harta karun di aliran Sungai Komering, Jumat (24/10/2014). Sebelumnya ditemukan ribuan keping koin kuno di lokasi tersebut. (SRIPOKU.COM)

Arkelog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwanti mengatakan, fenomena perburuan harta karun tersebut telah berlangsung sejak kurun waktu satu bulan terakhir.

Berita Rekomendasi

Berbagai macam benda bersejarah yang selama ini terpendam di dalam lahan gambut muncul ke permukaan karena lokasi tersebut terbakar.

Lahan gambut pun menjadi tolok ukur peristiwa sejarah yang bisa dirangkai untuk mencari tahu jejak kerajaan Sriwijaya.

Semakin dalam gambut maka akan semakin lama pula nilai sejarah benda atau perhiasan yang ditemukan.

"Semua perhiasan yang ditemukan warga tersebut berada di dalam gambut. Artinya kemungkinan itu peninggalan dari Sriwijaya, tapi perlu penelitian. Tapi masalahnya, barang tersebut telah banyak dijual warga sehingga menyulitkan kita," kata Retno, Jumat (4/10/2019). Gambut di OKI telah berusia 3.000 tahun.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Berburu Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Lokasi Karhutla OKI, Arkeolog : Nilai Sejarah yang Tinggi!, https://palembang.tribunnews.com/2019/10/08/berburu-harta-karun-kerajaan-sriwijaya-di-lokasi-karhutla-oki-arkeolog-nilai-sejarah-yang-tinggi?page=all.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas