Ini Bunyi UU Disiplin Militer Penyebab 3 Anggota TNI Dicopot Setelah Istrinya Nyinyir soal Wiranto
Lalu mana sajakah pasal dalam UU tersebut yang membuat Kolonel HS harus ditahan dan dicopot dari jabatannya?
Editor: Hasanudin Aco
"Supaya matinya itu jihad, dan jihadnya berhasil," ungkap Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).
Sebelumnya, Dedi Prasetyo mengakui, pihaknya sudah mengintai Syahril Alamsyah (31) alias Abu Rara dan istrinya, tiga bulan belakangan.
Namun, pihaknya, kata Dedi Prasetyo, saat itu belum dapat membekuk penikam Menkopolhukam Wiranto tersebut, karena belum ada bukti permulaan kejahatan yang cukup.
"Jadi masih dimonitoring karena belum ada bukti permulaan kejahatan yang cukup."
• Wiranto Ditikam, Jokowi Bakal Tetap Selfie Bareng Warga Saat Kunjungan Kerja
"Seperti perencanaan amaliyah atau sudah melakukan amaliyah," kata Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).
Dedi Prasetyo menjelaskan, ada lima langkah pola kerja jaringan teroris yang biasa dilakukan.
"Pertama berjaga-jaga. Ini perencanaan awal juga, dengan membangun komunikasi intens menggunakan medsos."
• Jokowi Susun Ulang Nama-nama Menteri Kabinet Kerja Jilid ll Setelah Bertemu SBY
"Juga komunikasi secara verbal atau langsung. Setelahnya di situ ada tokoh yang bisa rekrutmen kepada orang yang memiliki simpatik kepada perjuangan ISIS."
"Mereka yang merasa simpati dalam rangka mematangkan mental spriritual dari sisi visi," papar Dedi Prasetyo
Kedua, lanjutnya, tahap taklim khusus, kepada orang-orang yang sudah meliputi tahapan itu, khususnya di medsos. Setelah itu, ada penilaian dari yang merekrut.
"Lalu nanti ke tahap tiga, yakni mereka merencanakan Idad, pelatihan perang-perangan seperti yang dilakukan kelompok Abu Zee."
"Di mana melaksanakan Idad di Gunung Halimun secara terang-terangan," papar Dedi Prasetyo.
Lalu langkah keempat dan kelima, kata Dedi Prasetyo, merencanakan amaliyah dan melakukan amaliyah.
• Penikam Wiranto Diduga Terpapar Paham Radikal, Menteri Agama: Cara Kita Beragama Harus Dimoderasi
"Bisa dengan suicide bomber, atau bom lainnya, maupun dengan sajam dan lain-lain. Sasaran bisa kelompok atau tempat," tutur Dedi Prasetyo.
Baru ditahap keempat dan kelima ini, kata Dedi Prasetyo, dengan bukti permulaan yang ada, Densus 88 bisa melakukan penindakan atau preventive strike.
"Di tahap atau langkah ke-4 dan 5 inilah, Polri dengan bukti permulaan yang cukup baru bisa preventive strike."
• Jokowi Pastikan Bakal Ada Orang Papua Lagi di Kabinetnya
"Sebelum ada langkah 4 dan 5, kita masih monitoring, karena bukti permulaan kejahatan belum ada bukti cukup."
"Ini yang kita lakukan pada Abu Rara dan masih kita monitoring setelah Abu Zee ditangkap," jelas Dedi Prasetyo.
Sebab, kata Dedi Prasetyo, Abu Rara masih dalam tahap kedua monitoring pihaknya.
• Bulan Lalu Teroris di Bekasi Dipantau BIN Kumpulkan Pisau, Mungkinkah Dipakai oleh Penikam Wiranto?
"Bahkan ia tidak melakukan tahap ketiga, yakni Idad atau pelatihan," terang Dedi Prasetyo.
Menurut Dedi Prasetyo, Abu Rara stres dan tertekan saat mengetahui Abu Zee, Amir JAD bekasi dan kelompoknya, ditangkap Densus 88 dari Bekasi dan Jakarta Utara, bulan lalu.
"Abu Rara merasa stres dan tertekan setelah mendengar ketuanya dia dalam hubungan kelompok aktif, yakni Abu Zee, tertangkap."
"Ia berpikir kalau Abu Zee ditangkap, maka ia khawatir bisa ditangkap juga."
"Makanya dia komunikasi dengan istrinya untuk melakukan amaliyah dan tinggal menunggu waktu," ucap Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).
Akhirnya, amaliyah itu, kata Dedi Prasetyo, diputuskan dilakukan pada Kamis (10/10/2019) kemarin, saat mengetahui ada orang penting datang ke Menes, di mana Abu Rara dan istrinya tinggal.
• Bupati Pandeglang Sempat Marahi Penikam Wiranto: Kalau Mau Jihad Caranya Tidak Seperti Ini!
"Sekali lagi dari pemeriksaan penyidik saat Abu Zee tertangkap, Abu Rara stres."
"Dia beranggapan akan ditangkap dan ditembak. Maka dia mencari momentum itu."
"Dia lari-lari ketika dapat info kapal (helikopter) mau mendarat dan masyarakat berkumpul."
• Jokowi Bakal Umumkan Susunan Kabinet Setelah Dilantik, Kata Moeldoko 34 Nama Menteri Sudah Siap
"Sebab, menurutnya itu pasti ada pejabat publik pemerintah yang turun. Maka dia spontan untuk menyerang dengan senjata tajam," beber Dedi Prasetyo.
Menurut Dedi Prasetyo, Abu Rara dan Abu Zee, hanya sekali komunikasi lewat media sosial, sebelum Abu Rara pergi dan tinggal di Menes.
Sebelumnya, kata Dedi Prasetyo, Abu Rara dan istrinya, Fitri Adriana, juga dinikahkan oleh Abu Zee.
• SBY dan Jokowi Bahas Rencana Demokrat Gabung Pemerintah, tapi Belum Sebut Nama yang Masuk Kabinet
Keputusan amaliyah dengan menyerang Wiranto, kata Dedi Prasetyo, setelah Abu Rara mengetahui ada kedatangan orang penting ke Menes.
Menurut Dedi Prasetyo, dipastikan Abu Rara tidak mengetahui sosok sasarannya secara detail dan jelas.
Abu Rara bersama Fitri Andriana memutuskan melakukan penusukan tanpa rencana dan terjadi spontan.
• Ali Mochtar Ngabalin: Hari Ini Wiranto, Tidak Mustahil Besok-besok Terjadi pada Pejabat Lain
"Jadi Abu Rara ini enggak tahu siapa sasarannya itu. Yang pasti setahu dia adalah orang penting pemerintahan, karena datang pakai helikopter."
"Dan itu menjadi salah satu sasaran pemahaman mereka, sehingga mereka melakukannya spontan," beber Dedi Prasetyo.
Menurut Dedi Prasetyo, jarak rumah Abu Rara dan istri dengan lokasi kejadian hanya 300 meter.
"Kemudian karena ada helikopter, yang istilahnya mereka adalah kapal, lalu mendarat."
"Abu Rara lalu ngomong ke istrinya 'itu sasaran kita'. Dia enggak tahu siapa itu. Ke istri lalu bagi tugas."
"Abu Rara bilang saya akan serang bapak yang turun dari heli. Kamu serang polisinya. Mereka putuskan melakukan itu," papar Dedi Prasetyo.
Karenanya, kata Dedi Prasetyo, Abu Rara dan istri membawa senjata tajam kunai dan mendekat ke alun-alun, di mana masyarakat berkumpul dan Wiranto akan menyapa warga di sana.
"Awalnya sempat diadang petugas, tapi keduanya memaksa. Sehingga, akhirnya bisa menyerang."
"Lalu pertama kena Pak Fuad, lalu kena Wiranto. Terus istrinya menyerang ke kapolsek hingga luka punggung," urai Dedi Prasetyo.
Sang istri, kata Dedi Prasetyo, kemudian kembali berupaya menyerang Kapolda Banten.
"Kemudian ditepis dengan tongkat komando. Melihat istinya ditangkap, Abu Rara coba berontak, dia masih pegang kunai."
"Akhirnya ajudan kena juga. Yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan Densus 88 sampai kini, dan masih dikembangkan," ucap Dedi Prasetyo.
• Sebelum Ditikam di Banten, Lima Bulan Lalu Wiranto Jadi Salah Satu Target Pembunuhan
Menurut Dedi Prasetyo, Abu Rara dan istrinya terafiliasi ke JAD Bekasi pimpinan Abu Zee Ghurobah, tapi tidak eksplisit menjadi bagian struktur JAD
"Sehingga di kelompok Abu Zee ini, Abu Rara tidak secara eksplisit men-declare JAD Bekasi."
"Dia pertama bagian simpatisan. Dia juga sempat dinikahkan, kemudian pergi."
"Jadi kalau dia melakukan amaliyah diserahkan kepada masing-masing dan yang dilakukan Abu Rara, spontan," bebernya.
Abu Zee sendiri dan 8 anggota kelompoknya sudah dibekuk Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Senin (23/9/2019) lalu.
Dari tangan mereka disita pula sejumlah bahan peledak dan bom rakitan.
• Ini Wajah Pelaku Upaya Penikaman Terhadap Wiranto di Pandeglang Banten
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono sebelumnya menyebutkan, Abu Zee Ghurobah merupakan pimpinan kelompok ini, atau merupakan Amir Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
Abu Zee Ghurobah alias Fazri Pahlawan dibekuk di rumah kontrakannya di Jalan Trias Kp Sasak Tiga Rt 02/04 Desa Tridaya Sakti, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/9/2019) subuh.
"Peran yang bersangkutan merupakan amir atau pimpinan JAD Bekasi dan mengoordinir Ikhwan untuk bergabung ke Bekasi."
"Lalu, mengajarkan beladiri setiap Hari Minggu sore di Perumahan Cluster Paris, Residence Bekasi," kata Argo Yuwono, Selasa (24/9/2019).
Selain itu, katanya, Abu Zee menikahkan dua terduga teroris lain yang dibekuk, yakni Asep Roni dan Sutiah.
"Ia juga menikahkan para terduga teroris lainnya seperti Syarial Alamsyah Abu Rara dan Fitri Adriana."
• Dua Orang yang Menolong Jadi Tersangka Kasus Kematian Advokat Walhi Sumut Golfrid Siregar
"Lalu Devi Rusli Warni dan Putri, kemudIan Parjo dan Ummu Farida. Semuanya dinikahkan di kontrakannya," tutur Argo Yuwono.
Peran Abu Zee lainnya, lanjut Argo Yuwono, ikut membaiat anggota lainnya di rumah Eka Hendra Utama, terduga teroris lain yang dibekuk sebelumnya.
"Juga melaksanakan Idad di Gunung Salak Bogor dan merencanakan aksi amaliyah dengan menyerang atau mengebom Pos Polisi," terangnya.
Dari penggeledahan di kontrakan Abu Zee, kata Argo Yuwono, diamankan satu bendera ISIS besar, satu busur panah, 1 KTP atas nama Khusnul Qhotimah, dan 1 STNK atas nama Agus.
Lalu, 1 buku tabungan Simpedes BRI, 1 buku tabungan BCA, 1 buah stempel, 1 buku radikalisme, 3 buah samsak tangan, 2 samsak tendang, 1 buah pisau lipat, 1 tongkat turlalin, dan 3 buah HP bekas
"Penggeledahan yang dilakukan disaksikan oleh Ketua RW setempat Sailan dan Ketua RT Muslim," ucap Argo Yuwono. (cc)