Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waspada Heat Stroke saat Cuaca Panas dan Terik di Siang Hari, Begini Gejala dan Pencegahannya

Waspada heat stroke menyerang saat cuaca panas dan terik di siang hari, begini gejala dan pencegahannya.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Waspada Heat Stroke saat Cuaca Panas dan Terik di Siang Hari, Begini Gejala dan Pencegahannya
portugalresident.com
ILUSTRASI CUACA PANAS - Waspada heat stroke menyerang saat cuaca panas dan terik di siang hari, begini gejala dan pencegahannya. 

4. Melepas baju ketat yang dikenakan penderita.

5. Membalut tubuh penderita secara longgar menggunakan kain basah.

Segera cari pertolongan medis untuk memberikan perawatan lebih lanjut.

Penyebab Cuaca Panas dan Terik saat Siang Hari

Diketahui suhu udara panas dominan terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan lainnya.

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, menjelaskan mengapa suhu udara saat siang hari terasa panas dan terik.

Perkiraan suhu udara panas di wilayah Indonesia dalam seminggu terakhir.
Perkiraan suhu udara panas di wilayah Indonesia dalam seminggu terakhir. (Kompas.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)

Ia mengungkapkan suhu udara panas erat kaitannya dengan fenomena gerak semu matahari.

Berita Rekomendasi

"Seperti yang kita ketahui pada bulan September, matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga bulan Desember."

"Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan," terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Senin.

Lebih lanjut, Miming menjelaskan kondisi tersebut menyebabkan radiasi matahari di wilayah tersebut menjadi lebih banyak.

Sehingga menyebabkan suhu udara saat siang hari terasa panas dan terik.

Tak hanya itu, kondisi atmosfer di wilayah selatan Indonesia relatif kering.

Sehingga menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas matahari.

"Minimnya tutupan awan ini akan mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara," ujar Miming.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas