Pemekaran Wilayah Tidak Sembarangan, Tito: Yang Sudah Bulat Papua Selatan
Mendagri Tito Karnavian mengatakan banyak permintaan pemekaran wilayah yang diajukan kepadanya.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendagri Tito Karnavian mengatakan banyak permintaan pemekaran wilayah yang diajukan kepadanya.
"Pemekaran wilayah itu cukup banyak. Ada 183 yang meminta pemekaran wilayah. Anggaran kita kan terbatas maka dilakukan moratorium," ujar Tito, Rabu (30/10/2019) di komplek Istana Kepresidenan Jakarta.
Aspirasi teranyar datang saat Tito mendampingi Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja selama tiga hari di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Baca: Kabar Buruk buat Pengguna WhatsApp WA, Ternyata Bisa Dibajak Saat Video Call
Baca: Valentino Rossi Sedang Galau Hadapi MotoGP Malaysia 2019
Baca: Chelsea Tetap Bisa Tarik Pemain Mudanya ke Skuat Utama kata Frank Lampard
"Kemarin waktu kunjungan ke Papua, kita melihat aspirasi masyarakat. Diantaranya disiskusikan aspirasi pemekaran Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan Tengah," ujar Tito.
Tito sependapat dengan pemekaran wilayah di Papua, menurutnya ini akan berdampak pada percepatan pembangunan sekaligus menjaga situasi keamanan di Bumi Cenderawasih.
Dia menjamin wilayah lain tidak akan cemburu dengan keputusan pemerintah yang merestui pemekaran di Papua karena sudah diperhitungkan dengan faktor situasional dan berdasarkan data intelijen.
"Ini kan situasional. Kita kan dasarnya data intelijen. Kemudian data-data lapangan kita ada. Situasi nasional," singkat Tito.
Semantara ini, diungkap Tito, wilayah pemekaran yang sudah bulat ialah Papua Selatan dimana Gubernur Papua Lukas Enembe juga sudah menyetujui.
Dalam pembicaraan disela-sela kunjungan kerja, nantinya Papua Selatan itu meliputi Merauke, Asmat, Mappi, Boven Digoel.
Khusus Kabupaten Merauke, akan dimekarkan menjadi dua yaitu kota Merauke dan Kabupaten Merauke.
"Nah yang sudah bulat itu di Papua Selatan, mereka meminta dan Pak Gubernur juga menyetujui. Di Pegunungan Tengah ada aspirasi juga dari Lapago dan Mepago. Tapi kita ada keterbatasan anggaran. Maksimal hanya bisa dua, Papua Selatan yang gubernur dan bupatinya mau. Kemudian pegunungan tengah kita sinkronkan dulu," tuturnya.
Ditanya kira-kira berapa anggaran yang dibutuhkan untuk pemekaran? Tito menjawab belum tahu detailnya, dia meyakini anggarannya cukup besar.
Presiden Jokowi sendiri sudah berkomentar atas usulan pemekaran di Papua. Ketika meresmikan Jembatan Youtefa di Jayapura beberapa hari lalu, awak media sempat meminta tanggapan Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.