Atap SDN Gentong Pasuruan Ambruk, Nadiem Makarim: Saya Ucapkan Belasungkawa
Nadiem Makarim menuturkan turut berbelasungkawa atas runtuhnya atap empat kelas SD Negeri Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru, Nadiem Makarim menuturkan turut berbelasungkawa atas runtuhnya atap empat kelas SD Negeri Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Hal tersebut diungkapkan Nadiem dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (6/11/2019).
Nadiem mengatakan telah mengirim tim dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menginvestigasi dan membantu pemerintah daerah setempat.
Selain itu, Nadiem sudah berkoordinasi dengan Wakil Wali Kota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo untuk menawarkan berbagai macam bantuan yang dibutuhkan.
"Itu adalah satu hal yang sangat-sangat menyedihkan untuk saya. Saya ucapkan belasungkawa untuk para korban," jelas Nadiem.
"Di situ fokus kita sekarang, saya sudah lakukan dua hal. Satu saya kirim tim dari Inspektorat Jenderal saya untuk ke sana untuk membantu melakukan investigasi dan juga untuk mendukung pemda setempat."
"Saya selama beberapa kala, tadi malam dan pagi ini berbicara dengan wakil wali kota dan saya menawarkan berbagai macam bantuan yang dibutuhkan."
Peristiwa ambruknya atap sekolah terjadi Selasa pagi (5/11/2019).
Hasil pemeriksaan laboratorium forensik pihak kepolisian Jawa Timur menemukan dugaan sementara penyebab ambruknya atap SDN Gentong.
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera mengungkapkan ditemukan kejanggalan antara konstruksi bahan bangunan yang terpasang dengan yang seharusnya.
Konstruksi bangunan yang tidak sesuai menjadi dugaan sementara.
"Material yang seharusnya A tetapi material terjadi B, kemudian struktur bangunan yang seharusnya kokoh, lapuk sekali," ungkap
"Artinya dalam kondisi itu seharusnya pemasangan-pemasangan tertentu, bagian-bagian tertentu harusnya kokoh. Ini sudah kita dapatkan," imbuhnya.
Humas RSUD DR Soedarsono Kota Pasuruan, Dya Luciana menjelaskan terdapat enam siswa yang masih dirawat intensif.