Kata Sujiwo Tejo Soal Polemik Larangan Penggunan Cadar di ILC: Jangan-jangan Ini Test Daughter?
Sujiwo Tejo menjadi narasumber ILC semalam. Dia mengomentari larangan cadar dan mendukung hal tersebut. Dia meminta ASN untuk menaati peraturan itu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
Sujiwo Tejo menegaskan untuk yakin sama halnya seseorang yang sedang jatuh cinta.
"Kalau mau pakek jilbab, yakin aja nggak usah pakai kenapa-kenapa? Kaya aku jatuh cinta sama seseorang, itu nggak usah pakai kenapa-kenapa. Kalau sudah pakai kenapa-kenapa itu bukan keyakinan, itu kalkulasi," tegasnya.
Hal menarik lain yang disinggung Sujiwo Tejo adalah, perempuan yang memakai cadar sama kesulitannya dengan penyinden.
"Sama saja tersiksanya sinden dengan orang yang pakai cadar," katanya.
Pasang Gambar Cadar dan Celana Cingkrang, Topik ILC TVOne: "Apa dan Siapa Yang Radikal?"
Namun uniknya, budayawan tersebut juga mengkritisi para suami yang istrinya memakai cadar tidak pengertian terhadap istrinya yang kesulitan.
"Tapi, ternyata perasaan saya menipu, saya kesal sama suaminya. Suaminya makan tiga suapan, sementara istrinya baru satu suapan. Suaminya makan tanpa melihat istrinya yang kesulitan," ujarnya.
Dari beberapa analogi yang disampaikan Sujiwo Tejo tersebut, diperoleh kesimpulan yang mampu menjelaskan soal menggunakan jilbab, adalah keyakinan.
"Ternyata yang paling bisa menjelaskan soal jilbab, pakai cadar itu keyakinan. Begitu sudah yakin pakai cadar, silakan. Keyakinan dan keyakinan yang sudah di ekspresikan sudah jadi keteraturan," tambahnya.
Sujiwo Tejo kembali memberikan analogi, sama halnya perkara pekarangan belakang rumah yang merupakan hak privat seseorang,
Dia mengatakan pemerintah berhak tahu apa saja yang ada di dalam pekarangan tersebut, bila hal tersebut terkait keamanan bersama.
Bahas Kabinet Jokowi | Presiden ILC TVOne Karni Ilyas Singgung Era PKI-PNI, Ini Respons Akbar Faizal
"Pekarangan belakang rumah saya, hak privat saya tapi gubernur berhak tahu apa yang saya tanam. Terkait keamanan bersama," jelasnya.
Satu analogi yang ditambahkan dari Sujiwo Tejo untuk menggambarkan situasi larangan cadar di instansi pemerintah ialah, ketika masyarakat Indonesia meyakini ketika di jalan raya, harus menggunakan lajur kiri.