Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan Gunakan Metode Penyamaran Isis, Hadiah Untuk Kapolri ?
Dinno Cresbon mengatakan, strategi penyamaran tersebut biasa digunakan ISIS agar dapat menembus barikade pengamanan aparat keamanan.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
"Targetnya sama, modusnya sama dan tipe bomnya juga sama," katanya, dilansir TribunJatim.
Ideologi dari JAD sendiri yakni emnganggap polisi sebagai toghut, sehingga dalam menjalankan aksi teror kerap menyasar polisi.
Namun demikian, Ali mengatakan, pelaku bom bunuh diri tersebut belum memiliki pengetahuan yang mumpuni. Menurutnya, pelaku tersebut adalah orang baru yang belum terlatih.
Menurutnya, hal ini bisa dilihat dengan ketidak mampuan perakit bom maupun pelakunya.
"Ini pemain baru, jauh lebih minim pengetahuannya," kata Manzi, panggilan lapangan Ali Fauzi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, saat ini Kepolisian telah mengantongi identitas pelaku bom bunuh diri di halaman Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).
"Pelaku berinisial RMN, usianya 24 tahun," ujar Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu siang.
Diberitakan sebelumnya, terjadi ledakan bom bunuh diri di halaman Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pukul 08.30 WIB.
Pelaku bom bunuh diri tersebut meledakkan dirinya tepat di depan kantin intel.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, tim gabungan dari Detasemen Khusus 88 Antiteror, Inafis, dan Pusat Laboratorium Forensik telah berhasil mengamankan sejumlah barang bukti.
"Barang yang berhasil diamankan terkait masalah jenis bom antara lain baterai 9 volt, kemudian pelat besi metal, sejumlah paku (yang) cukup banyak (dengan) berbagai ukuran yang ditemukan di TKP," kataDedi Prasetyo.
(Tribunnews.com/Tio) (TribunJatim/Hanif Manshuri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.