Komentari Ahok Resmi Jadi Komisaris Utama Pertamina, Fadli Zon: Bukan Pilihan Terbaik
Fadli Zon sebut penunjukan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina bukanlah pilihan yang terbaik.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, mengatakan bukan pilihan terbaik ketika Kementerian BUMN menunjuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon dalam acara Sapa Indonesia Malam yang videonya diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Senin (25/11/2019).
Fadli Zon menilai penunjukan Ahok sebagai petinggi BUMN cenderung dipaksakan.
Adanya kedekatan antara Presiden Joko Widodo dan Ahok dirasakan Fadli Zon juga dapat menjadi faktor keputusan tersebut.
Presiden Jokowi memang pernah dipasangkan dengan Ahok dalam pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tahun 2012.
Selain itu, Presiden Jokowi dan Ahok mempunyai status keanggotaan di partai politik yang sama, yaitu PDI-P.
Baca: Pramono Anung Ungkap Alasan Pihak Istana Pilih Ahok Jadi Komisaris Utama di Pertamina
Baca: Jadi Komisaris Pertamina, Komjen Pol Condro Kirono akan Mundur dari Polri?
Keputusan memilih Ahok sebagai komisaris utama di Pertamina yang merupakan BUMN pada sektor strategis, menimbulkan berbagai macam pendapat di masyarakat.
Terutama di kalangan para tokoh politisi, pengamat politik, hingga para ekonom.
Menurut Fadli Zon, adanya berbagai tanggapan tersebut merupakan hal yang wajar.
"Saya kira bukan pilihan terbaik dan kecenderungannya dipaksakan. Yang waktu tempo hari saya menyatakan seperti ada semacam pertemanan sejati antara Jokowi dengan Ahok," terang Fadli Zon.
"Dan itu menimbulkan pertanyaan di masyarakat, sehingga menimbulkan berbagai macam spekulasi yang saya kira wajar saja," tambahnya.
Ahok telah menerima Surat Keputusan (SK) penunjukan dirinya sebagai Komisaris Utama Pertamina di kantor Kementerian BUMN, Senin (25/11/2019).
Kala itu Ahok ditanyai tentang serikat pekerja Pertamina yang melakukan penolakan atas penunjukan Ahok.
Ahok menuturkan para serikat pekerja belum mengenal dirinya saja.