Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Staf Khusus Presiden Tak Bisa Buat Kebijakan, Ahmad Baidowi: Dia Hanya Mempercepat Komunikasi

Ahmad Baidowi menilai Staf Khusus Presiden hanya mempercepat komunikasi antara presiden dengan masyarakat.

Penulis: Nuryanti
Editor: Fathul Amanah
zoom-in Staf Khusus Presiden Tak Bisa Buat Kebijakan, Ahmad Baidowi: Dia Hanya Mempercepat Komunikasi
KOMPAS IMAGES
Ahmad Baidowi 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi menyampaikan bukan tugas Staf Khusus Presiden untuk membuat sebuah kebijakan.

Ahmad Baidowi menilai Staf Khusus Presiden hanya mempercepat komunikasi antara presiden dengan masyarakat.

Selain itu, Staf Khusus Presiden juga bertugas mempercepat kebijakan presiden.

"Staf khusus itu tidak bisa membuat kebijakan, dia hanya mempercepat komunikasi, mempercepat akselerasi kebijakan," ujar Ahmad Baidowi di Studio Kompas TV Selasa (26/11/2019) dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Bisa jadi dalam proses komunikasi, tapi dalam mengambil keputusan tentu menteri dan sebagainya," lanjutnya.

Politisi PPP ini mengatakan, Staf Khusus Presiden membantu Presiden Jokowi menyederhanakan peraturan di Indonesia yang terlalu panjang alurnya.

"Saya sepakat, karena kadang birokrasi kita terlalu njelimet (sulit), maka Pak Jokowi mencoba menyederhanakan peraturan perundang-undangan yang bertentangan satu sama lain menjadi satu kesatuan," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Ia menyampaikan, peraturan birokrasi di Indonesia yang sulit menyebabkan investor berpikir dua kali untuk berinvestasi di Indonesia.

"Berdasarkan penelitian, lambatnya investor masuk ke Indonesia karena faktor perizinan, karena terbentur regulasi," ungkap Ahmad.

Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Putri Indahsari Tanjung, Aminuddin Maruf, Gracia Billy Mambrasar, dan Angkie Yudistia. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Putri Indahsari Tanjung, Aminuddin Maruf, Gracia Billy Mambrasar, dan Angkie Yudistia. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris (Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Sementara itu, Mardani Ali Sera yang turut hadir dalam acara Kompas Petang mengatakan akan memberi dukungan jika Jokowi membuat reformasi birokrasi.

"Pak Jokowi saya dukung untuk membuat reformasi birokrasi, kan isunya mau memangkas jalur birokrasi," ungkap Mardani.

Menurutnya, Jokowi harus mulai berani untuk memangkas birokrasi dan mengambil kebijakan di periode keduanya ini.

"Ayo Pak Jokowi, beliau sudah dua periode, ambil kebijakan berani dan strategis. Buat reformasi birokrasi yang memangkas, sehingga kita bisa belajar," jelas Mardani.

Dalam acara tersebut, Ahmad Baidowi menilai sistem birokrasi Indonesia mempunyai alur yang panjang.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas