Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjelasan Nadiem Makarim Tentang Pendidikan Karakter

Menurutnya, pendidikan karakter yang sangat beda-beda, tergantung kepada siapa (subjek) yang ditanya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Penjelasan Nadiem Makarim Tentang Pendidikan Karakter
Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, Sabtu (30/11/2019) 
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengemukakan alasannya mengapa ia sering menjawab filsafat saat ditanya rencana terkait program Kemendikbud.

"Ada alasannya kenapa. Memang ada beberapa rencana dan beberapa channel untuk melakukan pendidikan karakter yang baik, tapi kenapa selalu saya balikkan pada logikanya dulu. Karena kita sering membuat program dan rencana tanpa objektif yang jelas. Sebenarnya apa yang di maksud Brain Map Character dan apa yang bisa dilakukan untuk mencapai probabilitas terbesar untuk mencapai objektif tersebut," ujarnya, Sabtu (30/11/2019).

Baca: Kata Nadiem Makarim soal Wacana Penghapusan Ujian Nasional

Menurutnya, pendidikan karakter yang sangat beda-beda, tergantung kepada siapa (subjek) yang ditanya.

"Kalau kita tanya orangtua, jawabannya berbeda. Kalau kita tanya pejabat, jawabannya berbeda. Kalau yang ditanya dosen, jawabannya juga berbeda," ujarnya saat mengisi acara Diskusi Panel, Semua Murid Semua Guru di Kemendikbud.
Mendikbud berujar esensinya dari pendidikan karakter adalah moralitas universal, atau dalam bahasa agamanya disebut akhlak.

"Apa itu moralitas? Moralitas adalah prinsip-prinsip dasar hidup, prinsip-prinsip dasar cara berinteraksi dengan sesama manusia, prinsip dasar cara berinteraksi antar organisasi atau institusi," ujarnya.

Pancasila menurutnya menjadi salah satu framework untuk pendidikan karakter.
Akan tetapi ia menyayangkan Pancasila yang diajarkan selama ini hanya penghafalan butir-butirnya saja.

"Pointnya itu sangat jelas apa esensi, nilai, dan prinsip hidup berdasarkan lima sila tersebut. Kita mengerti apa yang kita inginkan dari pendidikan karakter, tapi metode penyampaiannya tidak link and match," ujarnya.

Menteri Nadiem Makarim berujar analogi terbaik dalam melakukan pendidikan karakter adalah melihat cara seseorang mendidik anak kecil.
Karena menurutnya anak kecil tidak bisa dibohongi.

"Kalau anak itu tidak mengerti sesuatu, dia pasti akan bilang tidak ngerti, dia akan menunjukkannya dan dia tidak berubah. Jadi kita sebagai orang dewasa kalau ingin mengajarkan pendidikan karakter, kalau tidak dengan teknik yang efektif maka itu tidak akan mempan, tidak akan diserap," lanjutnya.

Baca: Mendikbud Nadiem Makarim Sebut UN Masih Berlaku Tahun 2020



Dua hal yang bisa diajarkan pada anak tentang pendidikan karakter, yang pertama menunjukkan bagaimana perilaku dari prinsip tersebut dan memberikan pelajaran bahwa setiap perilaku akan ada sebab akibatnya.

"Karena kita enggak mungkin menyuruh dia untuk baca buku tentang moral, karakter atau velue. Jadi kita tunjukkan langsung bagaimana cara untuk berperilaku, jika salah ya minta maaf dan sebagainya. Dan juga memberikan reward and punishment. Kalau dia berperilaku baik kita kasih permen. Kalau perilakunya tidak menunjukkan itu ya kita kasih pengertian," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas