Revolusi Budaya Jadi Goal Utama Pendidikan Era Mendikbud Nadiem Makarim
Integrasi, kolaborasi, dan inovasi pendidikan Indonesia harus dilakukan secara bersama dan bahu membahu, bukan hanya pada sistem pendidikannya saja
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengatakan perubahan budaya atau cultural revolution menjadi objek utama dalam pendidikan di eranya.
Integrasi, kolaborasi, dan inovasi pendidikan Indonesia harus dilakukan secara bersama dan bahu membahu, bukan hanya pada sistem pendidikannya saja.
Baca: Kata Nadiem Makarim soal Wacana Penghapusan Ujian Nasional
"Pertanyaan kenapa ini harus bahu membahu bukan hanya sistem pendidikan nya saja, bukan hanya sekolah saja? Kalau kita hitung berapa jumlah influence terhadap seorang anak, apa saja yang mempengaruhi anak hanya berapa persen terjadi disekolah," ujar Nadiem Makarim, Sabtu (30/11/2019).
Dalam acara diskusi panel yang diadakan Kemendikbud, Nadiem Makarim mengatakan masalah pendidikan bukan hanya tugas dari satu lembaga atau satu institusi.
Lebih lanjut, ia mengajak semua pihak, baik itu orang tua, media, masyarakat dan lingkungan sosial itu ikut berkontribusi.
"Objektifnya pendidikan bukan hanya untuk mensukseskan karir anak, untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi tugas dalam society adalah untuk mencerahkan budaya kita untuk bisa terus maju ke depan, dan tumbuh sebagai masyarakat," ujar Nadiem.
Menurutnya tujuan utama pendidikan, yaitu berupa perubahan budaya atau perubahan pola pikir tidak akan sampai jika yang bergerak hanya sistem pendidikannya.
Sehingga semua pihak harus berkumpul bersama dan mengerahkan tenaga untuk menyatukan sistem pendidikan.
"Semua tenaga kita harus kerahkan. Ini adalah sesuatu yang paling mudah, berkumpul bersama. Karena semua orang tahu rasanya punya orang tua atau anak. Itu satu hal yang menyatukan sistem pendidikan," ujarnya.
Sebagai menteri ia berujar memiliki dua tugas, yaitu menjadi menteri dan menjadi kepala pergerakan pendidikan Indonesia.
Baca: Sri Mulyani Singgung Praktik Korupsi dalam Penyaluran Dana BOS
Di mana keduanya harus bisa berjalan berkesinambungan, agar tujuan pendidikan di Indonesia dapat tercapai.
"Saya sebagai menteri sebenarnya ada dua topi. Topi administrasi yaitu mas menteri, sama topi kepala pergerakan pendidikan Indonesia. Kalau dua-duanya tidak kena, kita tidak akan sampai," ujar Nadiem Makarim.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.