Jokowi akan Gunakan Artificial Intelligence untuk Pelayanan Publik, Pengamat: Ini Perlu Sosialisasi
Jokowi mengaku sudah bicara dengan para ahli teknologi informasi, terkait usulan menggantikan jabatan eselon dengan Artificial Intelligence (AI).
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengatakan, Aparatur Sipil Negara (ASN) akan cemburu dengan penggunaan model robotik.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku sudah bicara dengan para ahli teknologi informasi, terkait usulan menggantikan jabatan eselon dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) alias robot.
Menurut Trubus, para ASN di daerah akan bersikap berbeda terhadap kebijakan Jokowi tersebut.
Ia menuturkan, ASN di daerah akan berpikiran jika mereka akan digantikan posisinya dengan robot.
"Kalau resistensi saya bilang ada, terutama di daerah, karena persepsi yang berkembang kan ASN akan disingkirkan, atau tidak diberi pekerjaan," ujar Trubus di Studio Menara Kompas, Jakarta, Jumat (29/11/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Ia menjelaskan, ASN di daerah akan berpikiran tersebut karena mereka berpikir mempunyai tugas untuk melayani.
Baca: Soal Kebijakan Jokowi Pangkas Pejabat Eselon, Arif Wibowo: akan Dilakukan Bertahap
"Pada prinsipnya kan, ASN selalu berpikiran sebagai seorang pelayan, kadang-kadang dia selalu pengen dilayani, apalagi di daerah," lanjutnya.
Trubus berujar, sikap dari ASN daerah tersebut dinilainya akan rumit dalam menanggapi kebijakan Presiden Jokowi itu.
"Sehingga resistensi ini nanti yang paling rumit, saya pikir ada di daerah," katanya.
Namun, Trubus menilai ASN di Jakarta yang juga mempunyai sikap cemburu dengan robot tersebut berada di kementerian dan lembaga.
Baca: Presiden Jokowi Mengeluh Terjebak Macet 30 Menit, Anies Baswedan: Kita Mengalami Penurunan Kemacetan
"Kalau di pusat, hanya di kementerian dan lembaga dengan instrumen yang ada," ungkapnya.
"Karena kecemburuan ini kan hanya alat, alat yang bukan menggantikan tapi membantu," jelas Trubus.
Trubus menjelaskan, nantinya AI tersebut akan membantu para pejabat untuk melakukan tugas pelayanan dengan lebih cepat.
"Nantinya itu menjadi alat supaya mereka cepat pelayanannya," ujar Trubus.