Jokowi Akui Beri Tugas Stafsus Milenial Mulai dari Kartu Prakerja, Nasabah Mekaar hingga Pendidikan
Dia meminta para stafsus milenial mengkonsep bagaimana agar kartu prakerja gampang dikontrol dan mudah dilaksanakan.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui dirinya memang langsung memberikan tiga tugas pada para staf khusus (Stafsus) milenial.
"Berkaitan dengan Stafsus, saya inginkan mereka memberikan masukan untuk pembaharuan. Berkontribusi pada inovasi terutama dalam rangka kebijakan yang mau kita buat," ungkap Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Jokowi menjelaskan tugas pertama berkaitan dengan kartu prakerja.
Dia meminta para stafsus milenial mengkonsep bagaimana agar kartu prakerja gampang dikontrol dan mudah dilaksanakan.
Baca: Usulan Presiden Tiga Periode, Jokowi: Itu Cari Muka dan Jerumuskan Saya
Kedua Jokowi meminta para Stafsus Milenial membantu produk dari para nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) mulai dari membuat merk, market place dan lainnya.
"Ketiga masalah dunia pendidikan. Saya mau para Stafsus ini memberikan masukan untuk dunia pendidikan seperti apa. Karena apa yang kita pikirkan dengan yang dipikirkan stafsus, kaum muda sangat berbeda sekali," ungkapnya.
Mantan Wali Kota Solo meyakini para stafsus milenial akan memunculkan inovasi yang bagus karena mereka adalah orang terpilih, bukan orang biasa.
Diketahui minggu lalu, tepatnya Jumat (29/11/2019) Jokowi perdana membawa dua stafsus milenial dalam kunjungan kerjanya.
Baca: Dikunjungi Jokowi, Hyundai Benamkan Modal Rp 21 Triliun
Ketika ke Subang, Jokowi memboyong serta Putri Indahsari Tanjung dan andi Taufan Garuda Putra. Tujuannya, Jokowi ingin menunjukkan program Mekaar.
"Ini Stafsus Mba Putri sama Mas Taufan memang mau saya tunjukkan Mekaar," singkat Jokowi di Subang.
Baca: Stafsus Billy: Saya Ingin Lahirkan 100 Pengusaha Per Tahun
Jokowi menjelaskan ada sekitar 5,8 juta nasabah yang mengikuti program Mekaar binaan Permodalan Nasional Madani (PNM). Dari jumlah itu, hampir 99 persennya adalah kaum perempuan.
Presiden ingin memperlihatkan kondisi di lapangan agar Stafsus Milenial paham situasi dan kondisi sebelum membuat terobosan baru, misalnya dalam hal teknologi finansial.