Jokowi Bantah Bangun Dinasti, Pengamat Politik: Ini Namanya Declare Wacana
Gun Gun Heryanto menilai pernyataan Jokowi terkait pencalonan Gibran Rakbuming adalah proses kontestasi, belum cukup untuk mengakhri isu dinasti.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ayu Miftakhul Husna
"Dan di situ nama Gibran termasuk mantu (Bobby) juga mendapatkan ruang pemberitaan," imbuhnya.
Secara modal politik Gibran maupun Bobby telah memiliki satu di antaranya.
Yakni naiknya popularitas, mengingat hal itu merupakan satu di antara modal dasar elektoral selain elektabilitas dan akseptabilitas.
Sementara pada sisi negatif, Gun Gun mengkhawatirkan adanya peluang besar dalam memanfaatkan hak-hak istimewa sebagai keluarga presiden.
"Negatifnya kalau ada upaya memanfaatkan hak-hak khusus sebagai bagian dari orang yang berada dalam kekuasaan," imbuhnya.
"Contoh misalnya, kita tidak berharap adanya politisasi birokrasi," tuturnya.
"Memanfaatkan ragam fasilitas-fasilitas yang melekat pada Pak Jokowi, baik itu instrumen kekuasaan, keamanan, intelejen, termasuk juga dana," sambungnya.
Maka dari itu, untuk dapat menggugurkan adanya isu dinasti politik, Gibran maupun Bobby harus menunjukan bahwa dirinya mandiri, independen dan mampu berkompetisi dengan cara2 yang sehat.
Jokowi tepis bangun dinasti politik
Presiden Jokowi buka suara terkait isu adanya upaya dinasti politik setelah putra sulungnya maju sebagai calon walikota Solo pada tahun depan.
Jokowi menegaskan Gibran maju melalui poroses kontestasi bukan penunjukan.
"Itukan sebuah kompetisi, jadi bisa menang atau kalah," ujar Jokowi yang dilansir dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat (13/12/2019).
Presiden RI menyebut semua keputusan ada ditangan rakyat.
Ia juga meminta agar masyarakat dapat menyamakan proses kontestasi dengan dinasti politik.
"Terserah rakyat yang memiliki hak pilihan," imbuhnya.
"Siapapun hak pilih dan dipilih. Kalau rakyat tidak memilih gimana," tambah Jokowi.
"Ini kompetisi, bukan penunjukan. Beda, tolong dibedakan," jelasnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)