Wapres Soal Dugaan Persekusi Banser: Hindari Penyampaian Narasi yang Bisa Menyinggung Pihak Lain
"Saya kira tentu kita harapkan pihak-pihak itu menyampaikan narasi jangan yang bisa menimbulkan ketersinggungan pihak lain," kata Ma'ruf Amin
Penulis: Reza Deni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin memberikan tanggapan terhadap dugaan persekusi dua anggota Banser oleh orang tak dikenal di wilayah Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Terduga pelaku persekusi berinisial H (30) sudah ditangkap Polres Metro Jakarta Selatan.
"Saya kira tentu kita harapkan pihak-pihak itu menyampaikan narasi jangan yang bisa menimbulkan ketersinggungan pihak lain," kata Ma'ruf di Semarang, Jumat (13/12/2019).
Sementara dalam menyelesaikan masalah, Ma'ruf yang mantan Rais Aam PBNU itu mengatakan agar masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan tuntas.
"Di dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi kita berusaha untuk mencari cara-cara mediasi untuk mendamaikan dan jangan sampai menjadi konflik," pungkasnya.
Sebelumnya sebuah video berisi persekusi terhadap dua anggota Banser NU viral di jejaring media sosial (medsos) baru-baru ini.
Video tersebut dibagikan akun Twitter @nahdlatululama.
Menurut video tersebut, korban persekusi adalah anggota Banser NU Depok bernama Eko dan seorang rekannya, Wildan.
Keduanya dipaksa mengucapkan kata 'Takbir' bersama pelaku persekusi namun Eko dan rekannya tidak mau. Lalu pelaku sambil membentak, mengatakan, "Lu Islam bukan? Kafir dong lu!"
"Islam yang benar tidak mudah mengkafirkan. Peristiwa ini terjadi di Pondok Pinang, Jaksel. Eko adalah Kader Banser kota Depok yang membanggakan, tdk emosional & menjawab dengan akhlaq terpuji. Sementara yg memaksa takbir ini, justru mencoreng wajah Islam dengan paksaan dan makian," sebut akun Nahdatul Ulama dalam cuitannya di Twitter.