Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Maukah Undur Diri Jika Miliki Idealisme Bertentangan dengan Jokowi, Stafsus: Jangankan Undur Diri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini mengangkat tujuh staf khusus milenial.

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
zoom-in Maukah Undur Diri Jika Miliki Idealisme Bertentangan dengan Jokowi, Stafsus: Jangankan Undur Diri
Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini mengangkat tujuh staf khusus milenial.

Menjadi staf khusus presiden, mereka ditanya apakah berani mengundurkan diri jika idealisme mereka akan bertentangan dengan Jokowi.

Pertanyaan tersebut diajukan oleh Peneliti Formappi Lucius Karrus dalam acara Q&A Metro TV pada Minggu (15/12/2019).

 

 Belva Ungkap Gaya Komunikasi Stafsus Milenial di Ring 1: Kita Goyang, Kita Dobrak, Kami Blak-blakan

"Berani enggak mengundurkan diri ketika misalnya idealisme Anda itu tidak terpenuhi oleh kebijakan yang dibuat oleh presiden," tanya Lucius Karus.

Kemudian, satu di antara Staf Khusus Presiden, Adamas Belva Syah Devara menjewab dirinya tak ragu untuk mengundurkan diri jika memang kebijakan Jokowi bertentangan dengan idealismenya.

"Ini sebenernya jangankan mengundurkan diri ketika kami diminta untuk ditelpon 'Mas Belva ditunjuk oleh presiden untuk menjadi Staf Khusus Presiden'," ungkap Belva.

Belva mengatakan, dirinya sudah sejak awal bertanya pada pihak Istana, apakah tugas menjadi Staf Khusus Presiden bertentangan dengan idealisme mereka.

Berita Rekomendasi

Sehingga, mereka tetap dapat menjaga independesi.

"Nggak cuma saya, tapi semua itu kita bilang dulu ini tugasnya apa, akhirnya ketemu Presiden berapa lama sekali, frekuensinya seperti apa dan apakah kami tetap bisa menjaga independensi kami," ujarnya.

Sehingga, dari awal pihaknya tidak serta merta menerima tawaran tersebut.

BACA BERITA SELENGKAPNYA >>>

 
Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas