Sah Menjadi Ketua Wantimpres, Wiranto: Beliau Membutuhkan Masukan yang Cukup Lengkap
Wiranto menjadi ketua Watimpres periode 2019-2024. Ia mengatakan tugas watimpres sangat berat karena harus memberikan nasihat ke Presiden.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
![Sah Menjadi Ketua Wantimpres, Wiranto: Beliau Membutuhkan Masukan yang Cukup Lengkap](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pelantikan-wantimpres_20191213_182647.jpg)
Sementara itu, analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan Presiden Jokowi Jokowi memiliki kecenderungan melakukan politik akomodatif.
Hal itu merujuk pada penunjukan mantan Menkopolhukam Wiranto sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Begitu pula saat pemilihan menteri, wamen hingga staf khusus.
"Jokowi punya kecenderungan sama sejak awal yakni politik akomodatif. Sejak pemilihan menteri, wamen, stafsus dan wantimpres warna akomodasinya cukup kentara," ujar Adi, saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (14/12/2019).
![Pengamat Politik Adi Prayitno di Jenggala Center, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2019).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pengamat-politik-adi-prayitno-di-jenggala-center.jpg)
Adi menilai penunjukan Wiranto didasarkan pada lamanya berkutat dan pengalaman politik keamanan yang dimiliki bersangkutan daripada sosok lainnya.
"Termasuk Wiranto adalah orang yang banyak berkontribusi atas kemenangan Jokowi di pilpres lalu," kata dia.
BACA JUGA : Jalani Sertijab, Wantimpres Pimpinan Wiranto Hari Ini Mulai Bekerja
Lebih lanjut, politik akomodatif yang dilakukan Jokowi disebut Adi memiliki kecenderungan 'zero enemy'.
Dimana Jokowi tak mau terkesan memiliki jarak dengan kelompok tertentu.
"Misalnya Habib Lutfi dipilih menjadi Wantimpres sebagai legacy bahwa Jokowi dekat ulama dan habib. Termasuk (penunjukan) Sukarwo menegaskan Jokowi punya pertalian politik dengan Demokrat," tandasnya.
(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin/Seno Tri Sulistiyono)