Mengenal Sosok Syamsuddin Haris yang Jadi Dewan Pengawas KPK
Tampak Syamsuddin menggenakan setelah jas dan celana panjang hitam dipadu kemeja putih serta dasi merah.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peneliti Senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menjadi Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia akan dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jumat (20/11/2019) siang.
Pantauan Tribunnews.com, Syamsuddin Haris tiba pukul 12.57 WIB di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta. Syamsuddin didampingi oleh sang istri menuju ke Istana Negara.
Tampak Syamsuddin menggenakan setelah jas dan celana panjang hitam dipadu kemeja putih serta dasi merah.
"Iya saya dihubungi semalam usai pulang kerja sekitar jam 19.00 WIB," kata Syamsuddin.
Ditanya apa alasan dirinya mau menjadi Dewan Pengawas KPK? Syamsuddin menjawab karena dia ingin menegakkan pemerintahan yang bersih dan memperkuat KPK.
Baca: Berpeci dan Jas Hitam, Begini Penampilan Artidjo yang Bakal Dilantik Jadi Dewas KPK
Siapakah sosok Syamsuddin Haris?
Berdasarkan laman LIPI, Syamsuddin Haris adalah peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI.
Profesor Riset bidang perkembangan politik Indonesia dan doktor ilmu politik yang juga menjabat Kepala Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI ini dilahirkan di Bima (NTB) pada 9 Oktober 1957.
Ia menikah dengan Rochmawati, peneliti bidang sosial-budaya pada Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) LIPI, dan dikaruniai dua orang puteri, Ayu Susanti Aditya dan Diah Fanny Amalia.
Baca: Sambangi Istana, Artidjo Hingga Albertina Ho Akan Dilantik Jadi Dewan Pengawas KPK
Selain menjadi peneliti, lulusan FISIP Universitas Nasional (S-1) dan FISIP UI (S-2 dan S-3) ini mengajar pada Program Pasca-Sarjana Ilmu Politik pada FISIP Unas, dan Program Pasca-Sarjana Komunikasi pada FISIP UI, serta aktif dalam organisasi profesi kalangan sarjana/ahli politik, yakni Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI).
Ia pernah menjadi Sekjen Pengurus Pusat AIPI periode 2008-2011.
Menulis sejumlah buku, puluhan artikel di jurnal, dan lebih dari seratus kolom di media cetak. Bukunya Demokrasi di Indonesia: Gagasan dan Pengalaman (LP3ES, 1995) memperoleh penghargaan sebagai Buku Terbaik bidang ilmu-ilmu sosial dari Yayasan Buku Utama.
Sejak menjadi peneliti pada Lembaga Research Kebudayaan Nasional (LRKN) LIPI pada 1985, Syamsuddin Haris memfokuskan perhatian, minat dan kajian dalam masalah pemilu, partai politik, parlemen, otonomi daerah, dan demokratisasi di Indonesia.
Beberapa pengalaman di antaranya adalah menjadi Koordinator Penelitian Wawasan Kebangsaan (1990-1995), Koordinator Penelitian Pemilu di Indonesia (1995-1998), Anggota Tim Penyusun UU Bidang Politik versi LIPI (1999-2000), Koordinator Penelitian Paradigma Baru Hubungan Pusat-Daerah (2000-2001), Ketua Tim Penyusun Revisi UU Otonomi Daerah versi LIPI (2002-2003), Anggota Tim Ahli Revisi UU Otonomi Daerah Depdagri (2003-2004), Anggota Tim Ahli Penyusun RPP Partai Lokal Aceh (2006), dan terakhir, terlibat sebagai Tim Ahli Pokja Revisi Undang-Undang Bidang Politik yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri (2006-2007), serta Ketua Tim Penyusun Naskah Akademik RUU Bidang Politik versi LIPI (2007).(*)