BMKG Imbau Masyarakat Gunakan Kacamata Khusus dan Berhenti Tiap 5 Menit saat Lihat Gerhana Matahari
Kepala Pusat Geopotensial dan Tanda Waktu BMKG mengimbau masyarakat untuk menggunakan kacamata khusus jika ingin melihat fenomena langka ini.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Wulan Kurnia Putri
"Fase aman sebenarnya diawali dari ketika matahari sudah full kontak karena ketika proses kontak sampai nanti dia lepas lagi itu fase yang tidak aman sebenernya," terang Suaidi dalam wawancaranya yang ditayangkan Metro TV.
Meskipun demikian, Suaidi mengimbau masyarakat untuk tidak menatap gerhana terus menerus meskipun dalam fase aman.
"Kalau matahari sudah full kontak, sudah gerhana matahari total atau gerhana matahari cincin nanti full kontak, itu sudah aman tapi jangan dilihat terus," ujarnya.
Selama ini, banyak masyarakat yang mengira proses gerhana matahari itulah yang aman untuk dilihat.
Suaidi mengatakan, justru saat matahari dalam proses menuju gerhana, fase tersebut lebih berbahaya dan berisiko terjadi masalah kesehatan pada retina.
"Yang berbahaya bukan ketika kontak tapi prosesnya, karena matahari tiba-tiba ada gelap dan terangnya di situ sehingga mata menjadi kaget, retina menjadi bermasalah nanti," jelas Suaidi.
Sebelumnya, BMKG telah memprediksi lima gerhana yang akan terjadi di sepanjang tahun 2019.
Berikut prediksi lima gerhana di sepanjang tahun 2019, menurut rilis resmi BMKG:
1. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 5-6 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,
2. Gerhana Bulan Total (GBT) 21 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,
3. Gerhana Matahari Total (GMT) 2 Juli 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,
4. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 17 Juli 2019 yang dapat diamati dari Indonesia, dan
5. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 26 Desember 2019 yang dapat diamati dari Indonesia.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)