Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konsep Ibu Kota Negara Baru, Hidup Berdampingan dengan Alam

teman-teman arsitek sudah tahu kalau kompetisi biasanya ada perbaikan-perbaikan. Jadi tidak kami foya-foyakan semuanyalah.

Penulis: Reza Deni
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Konsep Ibu Kota Negara Baru, Hidup Berdampingan dengan Alam
TRIBUN/DANY PERMANA
Arsitek yang juga pendiri Urban+ Sibarani Sofian berbincang mengenai konsep Ibu Kota Negara masa depan saat melakukan sesi wawancara dengan Tribun Network, di Satdion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (23/12/2019). Urban+ yang dipimpin Sibarani Sofian terpilih sebagai pemenang sayembara desain Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Berapa lama Anda mengerjakan desain atau rancangan sebuah kota?
Tiga sampai empat bulan ya biasanya, tidak ampai dua bulan ini, tetapi saya akui tidak mudah makanya agak tricky buat teman-teman yang lain juga untuk mengerjakan ini, tapi karena kebetulan saya waktu itu di kantor Hong Kong dan Singapura itu saya mengepalai divisi perencaan, di mana pada saat kompetisi ya memang tidak ada kompetisi yang tiga bulan.

Kompetisi ya sekitar tiga minggu, jadi kompetisi itu istilahnya difast track, otaknya diperas lebih cepat. Waktunya dibuat lebih challenging, lebih ditantang, dan kita dipaksa bekerja lebih keras saja.

Memang kompetisi-kompetisi kebetulan ya kami cukup terlatih untuk mengerjakan kompetisi, dan format perusahaan yang dulu saya bekerja itu memang formatnya multidisiplinary.

Siapa yang berperan paling krusial dalam desain IKN Nagara Rimba Nusa ini?
Memang kapasitas untuk melihat dari kejauhan untuk melihat ahli transport bicara apa, infra ngomong apa, overspace bicara apa, karena biasanya setiap speasialis itu melihatnya kacamata kuda, karena di sekolahnya seperti itu.

Mungkin urban designer jadi salah satu yang quality yang memang harus membaca semua bidang yang jadi istilahnya dirigennya begitu, mengomandokan dan mengokestrasi itu adalah urban designer, karena kita yang akan bisa melihat kalau ini dicampur dengan ini jadinya ini.

Jadi ya mungkin dalam hal ini saya dan satu orang lagi rekan saya namanya Arjuna juga sama-sama urban designer.

Sebelumnya apakah Anda sempat ke sana untuk observasi begitu?
Saya sudah sempat lihat daerah Balikpapan dan Samarinda. Rekan saya kemudian yang mengikuti survei. Diundang ya, ada sekitar 80 peserta yang mendaftar.Jadi mereka dikasih kesempatan untuk melihat ke lokasi.

Berita Rekomendasi

Jalan ke sana menggunakan boat, kemudian naik mobil, lalu kita lihat-lihat ke bukit dan sebagainya. Dari hasil pemantauan teman-teman saya ini bilang, yang ini bagus yang itu bagus juga.
Apakah perjalanan ke sana juga lewat udara?

Baca: 3 Kriteria Penentuan Pemenang Desain Ibu Kota Baru, Menteri PUPR: Ini Kota untuk Generasi Mendatang

Baca: Sibarani Sofian, Pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Negara: Seperti Cinderella Story

Tidak, kita lewat darat
Berapa lama di sana?
Di sana satu hari semua ya, sempat dari pagi, kemudian datang sore lalu sampai satu hari besoknya pulang.

Apakah yang Anda buat ini dijamin akan diekskusi oleh pemerintah?
Sebetulnya kan tidak berarti langsung ya. Kalau dari statement pak Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tidak berarti ini langsung serta merta dipakai.

Kita akan berkolaborasi dengan dua pemenang yang lain. Kami juga harus mendengar berbagai masukan dari kementerian, mungkin bahkan ada kementerian yang lain yaitu Bapennas yang melakukan studi paralel. Tidak menutup kemungkinan lokasinya masih harus dilihat lagi.

Pasti akan ada masukan dari berbagai pihak, tapi tentunya kita cari daerah yang aman kita cari daerah yang strategis dan implementasinya harus pragmatis.

Tim Anda kan pemenangnya, apakah nanti akan dilibatkan?
Saya belum berani bilang, karena jujur saya tidak tahu ya. Nanti akan dibriefing tanggal 27 Desember 2019. Harapannya tentu kami ingin sustainable, tapi ya saya belum mendengar langkah konkretnya seperti apa.

Sebelum mendesain IKN ini, Anda pernah menggarap proyek apa saja?
Ada beberapa pengalaman di luar negeri. Pertama itu River of Life di Kuala Lumpur. Jadi saya tidak hanya bikin kota ribuan hektare, tapi juga membuat sungai. Itu tahun 2009. Konsepnya sama juga soal lingkungan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas