Pelaku Penyiraman Air Keras Novel Baswedan Tertangkap, Jokowi Sebut Baru Proses Awal Penyidikan
Pelaku Penyiraman Air Keras Novel Baswedan Tertangkap, Terdiri dari 2 Orang Pelaku. Jokowi Sebut Langkah Pengamanan Itu Baru Proses Awal Penyidikan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
"Kalau orang berspekulasi tersebut itu adalah hal yang wajar, karena kasusnya bertahun-tahun mengambang tidak ada kepastian," tegasnya.
Diwartakan Tribunnews, Muhtar Said menerangkan, kecurigaan publik semakin menjadi-jadi karena alat bukti kasus penyerangan Novel sudah didapat sejak awal.
Menurutnya, rekaman yang diperoleh pihak kepolisian merupakan petunjuk yang sangat efektif.
Selain itu, pihak Bareskrim memiliki alat yang canggih untuk melakukan penyelidikan.
Ia menambahkan, masyarakat termasuk akademisi hukum, aktivis anti korupsi, harus mengawal proses penyidikan terhadap dua pelaku penyiraman air keras itu.
"Itu penting, supaya polisi juga terbuka kepada masyarakat. Motifnya apa?" kata Said.
Berdasar penuturan Said, apabila melihat dari rekaman CCTV yang beredar, kasus itu seperti sudah direncanakan.
Tanggapan kedua yang disampaikan oleh Muhtar Said yaitu soal pelaku yang melontarkan kalimat 'Novel pengkhianat'.
Menurutnya, ungkapan itu justru menjadi pintu masuk di balik motif penyerangan yang dilakukan pelaku.
"Dalam hukum pidana justru ungkapan pengkhianat yang dilontarkan kepada Novel menjadi pintu masuk, itu Novel pengkhianat yang bagaimana?" ujar Said.
Ungkapan itu menjadi pertanyaan tersendiri bagi Said, maksud pelaku apakah Novel mengkhianati institusi Polri ataukah KPK.
Said pun menjelaskan, apabila ungkapan berkaitan dengan institusi Polri, lalu apa hubungannya dengan sang pelaku?
Ia menuturkan ungkapan itu harusnya berhubungan dengan kedudukan pelaku dalam tubuh kepolisian.
"Kalau tidak memiliki jabatan apa-apa kenapa bisa berkata pengkhianat? Kalau berbicara soal pengkhianatan itu harusnya dari pemimpin di dalam institusi yang terkait," tutur Said.