Banjir dan Longsor di Bogor Terjadi di Beberapa Lokasi, Menelan Korban Jiwa hingga Jembatan Putus
Banjir dan Longsor di Bogor Timpa Dua Rumah, Tewaskan Satu Orang Korban
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Hujan deras mengguyur kawasan Kota Bogor sejak Selasa (31/12/2019).
Akibat dari hujan deras yang menutup akhir tahun 2019 itu, tebing setinggi sekira 10 meter longsor.
Dua rumah warga di Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor tertimbun material longsoran tersebut.
Akibatnya satu orang tewas dalam peristiwa ini.
Korban berinisial UK (35).
Dikabarkan, korban tewas akibat tertimbun material longsor.
Menurut saksi, yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Kompas TV, saat kejadian penghuni rumah tengah berada di dalam rumah.
Terkait hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap curah hujan yang tinggi.
Kejadian serupa terjadi di kawasan Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Wilayah tersebut juga dilanda banjir dan tanah longsor.
Dalam peristiwa itu, korban jiwa dinyatakan sejumlah delapan orang.
Di antaranya, tujuh orang dinyatakan tewas.
Satu orang dinyatakan hilang terbawa arus.
Terkait peristiwa yang terjadi di Bogor itu, berikut ini Tribunnews rangkum beberapa fakta bencana banjir dan longsor yang terjadi di Bogor:
Tercatat 41 Kejadian Bencana
Diwartakan Kompas.com, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Bogor, Yani Hasan menerangkan Bogor diguyur hujan sejak Selasa (31/12/2019) hingga Rabu (1/1/2020).
Akibatnya, ada sekira 41 laporan kejadian bencana.
Jumlah tersebut merupakan kalkulasi dari semua bencana, dari skala ringan hingga berat.
"Iya, hari ini itu yang terlaporkan ada 41 titik bencana di Kabupaten Bogor. Mulai dari ringan, pohon tumbang sampai yang besar-besar seperti banjir ini," katanya.
Lokasi Terparah
Berdasar penuturan Yani Hasan, lokasi terparah terjadi di Bojongkulur, Gunung Putri, Bogor.
Diketahui, bencana tersebut terjadi akibat luapan Sungai Cidurian.
"Banjir itu 80 persen paling banyak beserta kerusakannya dan yang terdampak paling parah secara luas itu di Bojongkulur, hampir 14 RW," kata Yani.
Korban Meninggal dan Terbawa Arus
Bencana alam ini menelan korban jiwa sebanyak delapan orang.
Terdiri dari tujuh korban meninggal, dan satu korban terbawa arus sungai.
Luapan Sungai Cidurian menyapu delapan desa, di kecamatan Jasinga.
Menelan dua orang korban jiwa.
Diketahui, satu orang dinyatakan hilang.
Satu orang lainnya meninggal dunia.
Korban lain di kecamatan Nanggung.
Diketahui, ada dua korban tertimbun longsor.
Sementara, ada tiga korban di kecamatan Sukajaya.
Di kecamatan Bojonggede, satu orang dinyatakan tewas akibat jebolnya tanggul Situ Cibeureum.
Delapan Desan Terendam Banjir
Adapun delapan desa yang terdampak banjir yakni:
1. Desa Kalong Sawah
2. Desa Sipak
3. Desa Pemegersari
4. Desa Jasinga
5. Desa Koleang
6. Desa Bagiang
7. Desa Tegal Wangi
8. Desa Pangaur
Jembatan Terputus
Banjir tidak hanya merendam delapan desa.
Dikabarkan Kompas.com, jembatan penghubung antar desa hanyut.
Jembatan yang merupakan akses utama tersebut hanyut terbawa arus luapan Sungai Cidurian.
Jembatan itu terletak di Kampung Cigowong, Desa Sukamaju, Kecamatan Cibudeg.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Bogor, 7 Orang Tewas, 1 Hilang Terbawa Arus hingga 8 Desa Terendam"
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (Kompas.com)