Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di HUT Ke-47 PDI Perjuangan, Sabam Berpesan Jadi Politisi Negarawan

Tokoh-tokoh politik di masa-masa awal kemerdekaan, meski berbeda tajam secara ideologi namun di saat yang sama mereka bisa ngopi bersama.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Di HUT Ke-47 PDI Perjuangan, Sabam Berpesan Jadi Politisi Negarawan
HO/Tribunnews.com
Sejumlah tokoh menghadiri ulang tahun Sabam Sirait. Nampak Ketua Umum PDIP Megawati dan Joko Widodo. 

Hal lain yang paling penting dimiliki seorang politisi, selain kecintaan pada NKRI, sambung Sabam, adalah memiliki integritas.

Dengan integritas itu maka motif dan hal yang selalu diutamakan adalah kepentingan Indonesia. Di saat yang sama, dengan integritas itu tak mungkin seorang politisi menjadi perampok uang rakyat dengan korupsi.

“Politisi harus jujur. Tak boleh korupsi,” ungkap Sabam, sambil mengatakan bahwa para politisi harus banyak diskusi dengan semua elemen bangsa untuk memikirkan Indonesia.

Soal komunikasi dengan politisi lain, rekam jejak Sabam menunjukkan itu. Hubungan Sabam dengan para tokoh Islam juga sangat dekat.

Misalnya dengan tokoh demokrasi yang kemudian menjadi Ketua Umum PBNU dan menjadi Presiden RI keempat, KH Abdurrahman Wahid.

Dengan KH Abdurrahman Wahid, Sabam sangat dekat meski berbeda agama dan keyakinan. Namun keduanya dipertemukan dalam kepentingan kebangsaan dan demokrasi di Indonesia.

Sabam beberapa kali bertandang ke rumah Gus Dur, begitu KH Abdurrahman disapa. Keduanya berjanji untuk mengangantar ke kuburan, siapa saja yang lebih dahulu meninggal.

Berita Rekomendasi

Dan ketika Gus Dur tiada, karena Sabam sedang di luar negeri, begitu tiba di Indonesia, Sabam langsung ziarah ke Jombang.

“Kita suka bertukar pikiran. Sering berbeda juga. Tapi satu visi untuk kesatuan NKRI," tandas Sabam, yang lahir pada 1936 dan berpolitik sejak zaman Bung Karno hingga Presiden Joko Widodo ini.

Hubungan Sabam dengan tokoh Muhammadiyah yang kemudian menjadi pendiri Partai Amanat Nasional, AM Fatwa, juga sangat baik dan begitu dekat. Dalam acara Natal yang dilaksanakan di Kediaman Sabam, AM Fatwa juga hadir.

Sabam Sirait dengan (Almarhum) AM Fatwa di kediaman Sabam Sirait saat Natal beberapa tahun lalu.
Sabam Sirait dengan (Almarhum) AM Fatwa di kediaman Sabam Sirait saat Natal beberapa tahun lalu. (HO/Tribunnews.com)

Fatwa pernah berkisah, saat dirinya dipecat dari PNS oleh rezim Orde Baru, hanya Sabam Sirait yang menemuinya.

Saat Fatwa dipenjara oleh rezim Orde Baru, ia juga sering berkorespondensi dengan pendiri PDI Perjuangan yang sudah menjadi sosok leganda politik Indonesia itu.

Hubungan Sabam dengan tokoh senior dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga sangat baik.

Hal ini kian memperpanjang jejak kenegarawan Sabam. Saat PKS demo membela Palestina, Sabam ikut turun dan bahkan ikut menyampaikan orasi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas