Skandal Gagal Bayar Jiwasraya Berdampak Sistemik
BPK menyebutkan kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (AJS) akan berdampak secara sistemik di industri keuangan Indonesia.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Terkait suspensi saham FIRE, kami sebagai manajemen baru tahu dari BEI waktu itu, tapi sudah dibuka karena untuk periode cooling down," ujarnya.
Sementara itu, Aris tidak diberi tahu BEI maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ketika saham perusahaan dipegang oleh PT Asuransi Jiwasraya(AJS) hingga harganya melonjak mencapai level tertinggi Rp 14.050 pada 17 Mei 2019.
"Saya baru dengar bahwa Jiwasraya miliki saham FIRE, saya juga tidak tahu informasi ke kami sebagai manajemen bahwa Jiwasraya punya saham di tempat kami," katanya.
Kendati demikian, ia menambahkan, jangan sampai kepemilikan Jiwasraya di perusahaan menjadi isu pasar untuk menggerakan saham. "Mungkin jangan jadikan rumor karena tidak ada konfirmasi sama sekali ke kami," ujar Aris.
Aris Munandar juga memberikan respons terkait harga saham perusahaan yang sempat melonjak pada 2019.
Tahun lalu, saham FIRE menembus level tertinggi Rp 14.050 per saham pada 17 Mei dari harga awal initial public offering (IPO) yang hanya Rp 750 per saham.
Kendati demikian, Aris mengaku tidak mendapatkan keuntungan sama sekali dari melonjaknya saham perusahaan lebih dari 1.700 persen. "Saya tidak tahu, tidak ada realisasi keuntungan. Saya malah tidak tahu ada Jiwasraya di saham FIRE," ujarnya.
Bahkan, Aris mengungkapkan nilai sahamnya di perusahaan sejak awal IPO hingga saat ini anjlok di level Rp 284 per saham tidak mengalami perubahan sama sekali. "Dulu iya di sempat Rp 14.000-an, tapi saham saya sekarang posisinya disitu saja tidak bergerak. Tidak ada untung banyak," pungkasnya.(Tribun Network/van/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.