Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Kerajaan Agung Sejagat: Ada Iuran KTA dan Dijanjikan Dapat Dolar Amerika

Seorang warga yang mengaku mantan pengikut kerajaan Agung Sejagat memberikan kesaksian, terkait fenomena kemunculan kerajaan baru

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Fenomena Kerajaan Agung Sejagat: Ada Iuran KTA dan Dijanjikan Dapat Dolar Amerika
IST/Facebook via Tribun Jogja
Heboh Keraton Agung Sejagat yang Punya Ratusan Pengikut, Klaim Punya Kekuasaan Dunia 

"Selain iuran KTA suruh bayar seragam juga senilai Rp 3 juta. Seragamnya itu dulu seperti army atau militer loreng-loreng," katanya.

Sinuhun Janjikan Dolar US

Dikutip TribunJakarta dari TribunJateng, Totok Santosa Hadiningrat, yang kerap dipanggil Sinuhun itu pernah menjanjikan mendatangkan Dolar Amerika Serikat ke Indonesia.

Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk membiayai kegiatannya di kerajaan.

Tak hanya itu uang tersebut kabarnya juga akan digunakan Sinuhun untuk memberikan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.

Sri Utami Akhirnya Memutuskan Keluar

Setelah beberapa waktu bergabung dengan organisasi yang dipimpin oleh Sinuhun, Sri Utami akhirnya memutuskan keluar dari keanggotaan.

BERITA TERKAIT

Sebab ia merasa tidak ada kegiatan yang jelas dan hanya kumpul-kumpul saja, Utami akhirnya keluar dari DEC.

"Bilangnya bergerak di bidang kemanusiaan, tetapi nyatanya belum ada yang disalurkan. Karena keberadaanya DEC itu dulu masih merintis disini," tambahnya.

Sri utami yang hanya berjarak 2 rumah dari Istana Keraton Agung Sejagad (KAS) menceritakan jika sedang tidak ada kegiatan rumah atau istana itu kosong.

Rumah atau istana itu kosong karena para anggota atau yang disebut punggawa kerajaan berasal dari luar dan mereka bekerja masing-masing.

Warga sekitar jarang melihat secara langsung karena memang setelah datangnya batu besar ada sedikit ketakutan.

"Mengganggu sih sebenarnya, tetapi selama tidak mengganggu masyarakat tidak masalah, karena mereka itu kejawen," paparnya.

Yang menjadi permasalahan bagi warga adalah kegiatan atau kumpul malam-malam mereka yang terlihat mencurigakan dan terkesan mistis.

"Pokoknya sebulan itu dua atau tiga kali pertemuan dan sebetulnya kumpul-kumpul seperti itu sudah lama, cuma menang ramai itu setelah datangnya batu besar itu," pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas